LOGIKA SAMPAH!

Logika sampah!

Orang-orang yang tertib bayar pajak, mereka berhak dan sangat-sangat berhak membeli LPG 3 kg ini. Siapa mereka? Karyawan, pegawai, yg gajinya dipotong pajak tiap bulan.

Lah, mereka sudah bayar pajak. Bahkan tarifnya lebih tinggi, bisa 30%. Kok bisa mereka sudah bayar pajak puluhan juta, ratusan juta, eh mereka di-diskriminasi atas akses BBM, LPG, dll.

Sementara orang miskin? 20-30 tahun, bahkan seumur hidup keluarga orang-orang ini tidak bayar pajak penghasilan. Iya, mereka kadang bayar PPN, kalau belanja di toko yg mungut. Bayar PBB, atau bayar pajak motor. Tapi sorry, mereka bayar pajak penghasilan nggak?
Berpuluh tahun, bayar pajak nggak pernah, morotin duit negara iya, bansos, sembako, ini itu, semuaaaa nadah ke pemerintah. Dan orang-orang ini masiiih saja dikasihani dengan LPG3 kg, BBM murah, subsidi listrik, subsidi BPJS, ratusan trilyun duit habis buat orang-orang ini.

Nah, orang-orang ini dipelihara, dibiarkan eksis, simpel karena setiap 5 tahun, orang-orang ini dibutuhkan. Entah apa sebenarnya kontribusi orang-orang ini kepada negara. Skill tdk ada. Produktivitas rendah. Ada yg jadi tukang parkir, ada yg gabung organisasi preman, ada yg terjerat pinjol, judol. Nambahin masalah malah.

Jika kita itu betulan mau bernegara yang sehat, maka orang-orang miskin ini diberantas. Bagaimana caranya? Dengan pendidikan. Agar orang-orang ini besok bisa naik level. Ikutan berkontribusi kepada negara. 

Tapi apa yang terjadi? 27 tahun sejak reformasi, penduduk miskin di Indonesia itu terus bertambah (statistik berkurang karena definisi miskin yg rendah), coba kalau pakai definisi penghasilan 5 dollar per hari, wah meledak angkanya.

Di negeri ini, justeru orang-orang kaya yg tertib bayar pajak-lah yg berhak menikmati subsidi LPG, BBM. Mereka itu sdh dipotong pajaknya loh dari gaji. Ada slip buktinya.

Kasihan sekali lihat karyawan-karyawan, pegawai-pegawai, yg tiap bulan dipotong gajinya utk pajak penghasilan, yg setahun bisa belasan juta, puluhan juta, eh, mereka malah dilarang beli LPG 3 kg. 'SANA! HAROOOM! Kamu mampu, beli yg nggak di subsidi.'

Jadi buat apa dia bayar pajak? Utk menghidupi orang-orang miskin? Menghidupi fasilitas dan tunjangan stafsus, staf ahli, 100 lebih pejabat setara Menteri?

Logika sampah!

(By Tere Liye)

Baca juga :