Komunitas Pecinta Hewan

Komunitas Pecinta Hewan

Daripada mengulas materi yang berat-berat seperti PIK 2 yang sertifikat nya batal dicabut Menteri ATN/BPR, karena Kejaksaan Agung menarik diri dari proses penyelidikan dan penyidikan, disebabkan katanya sudah ada perjanjian antar institusi penegak hukum. Jika ada yang sudah lebih dulu melakukan proses penyelidikan dan penyidikan maka institusi rekanannya tidak boleh ikut campur. Dalam perkara PIK, kepolisian lebih dulu mengambil peran. Sehingga Kejagung bahkan KPK pun harus minggir.

Kalau kepolisian yang menangani perkara, anda paham sendiri lah ujung ceritanya bagaimana.

Atau membahas Pertamax oplosan Pertamina yang merugikan negara sejumlah 200 triliun rupiah. Palingan direkturnya juga dihukum ringan saja seperti yang 271 triliun di PT Timah kemarin, hanya diganjar 6,5 tahun. Baru dinaikkan menjadi 20 tahun setelah lembaga hukum negara sebagai penuntut umum banding dulu.

Kinerja mereka menghabiskan waktu dan anggaran negara saja. Karena semakin lama proses sidangnya, maka semakin banyak pula insentif atas nama "kinerja" (tunjangan kinerja) yang bisa mereka kantongi.

Anda paham lah. Menjelang bulan puasa ini harga-harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik dan mahal. Untuk membelinya dibutuhkan uang yang banyak.

Jadi lebih baik membahas yang ringan-ringan saja misalnya tentang hobi.

Akhir-akhir ini kami punya hobi memelihara kucing.

Kucing yang kami pelihara sekarang ada 2 ekor saja. Warnanya belang hitam putih. Kucing liar yang ada disekitar rumah. Setiap pagi, siang, sore dan malam kami kasih makan, kasih minum.
Bahkan sebelum waktu subuh jika dia sudah mengeong diluar pintu kamar, otomatis telinga kami terjaga dan mata terbangun untuk mencari tempat makanannya yang kami sediakan.

Kami tidak begitu "menyayangi" binatang peliharaan, hanya sekedarnya saja. Tetapi binatang memang paling tau cara berterimakasih dan hormat kepada kita yang sehari-hari menyediakannya makanan, minuman dan obat-obatan.

Desir sendal dan telapak kaki kita saja, dari jauh sudah bisa mereka dengar. Bahkan bayang-bayang kita saja dari jarak jauh juga bisa mereka tebak, jika itu adalah kita tuannya yang datang menghampiri mereka.

Ketika melihat kita, mereka terlihat ceria, dan mengeong serta langsung duduk di tempat biasa dimana mereka kita letakkan makanannya.

Duduknya rapi dan malu-malu. Dan mereka para kucing itu, tidak mau menunjukkan jika mereka dalam keadaan lapar sangat. Seringkali juga mereka menggesek-gesekkan badan ke kaki kita sekaligus menjilati kuku dan kulit kali. Itu cara komunikasi kucing. Lidahnya menjilat-jilat itu pertanda ada sesuatu yang mereka inginkan dari tuannya.

Tapi terkadang juga perilakunya tidak sabaran. Yaah namanya juga binatang.

Mereka tidak dibekali akal. Hanya insting dan intuisi dan beberapa indera mereka lebih tajam dari kita manusia, seperti penciuman, penglihatan, pendengaran dan "radar" pada ujung-ujung bulu badannya untuk mendeteksi suhu udara. Itu juga bisa menjadi pengingat atau indikator ancaman bagi mereka, sehingga mereka dapat tetap waspada.

Bagi para pencinta binatang peliharaan, Pak Jokowi tentu saja menjadi sosok panutan bagi kita. Bagaimana telaten dan sabarnya beliau memperlakukan binatang peliharaannya. Sehingga binatang peliharaan begitu sangat santun, hormat dan juga menyayanginya.

Barangkali Pak Jokowi bisa menjadi inspirasi kita semua. Dan perlu kita siapkan sebuah forum acara besar agar Pak Jokowi bisa membagikan berbagai pengalamannya dalam memperlakukan binatang peliharaan. Kasihan juga beliau soalnya tidak ada satupun forum akademis yang mengundangnya sebagai keynote speaker untuk berbagai ilmu pengetahuan. Khususnya soal memperlakukan binatang peliharaan dengan baik.

Oiya, binatang peliharaan kalian apa? Coba ceritakan di kolom komentar.

Etapi ini bukan soal hewan peliharaan. Soal apa ya, kami juga biyung!

Haaaahaaaaa

Salam Fufufafa

(Budi Akbar)

Baca juga :