[PORTAL-ISLAM.ID] TEL AVIV – Mantan Menteri Keamanan Nasional “Israel”, Itamar Ben Gvir, mengkritik kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terkait Gaza, dengan mengatakan bahwa “Israel telah menjadi bahan tertawaan di Timur Tengah.”
Dalam wawancara yang diterbitkan ulang oleh surat kabar Maariv pada Minggu, Ben Gvir—yang mengundurkan diri bulan lalu dari pemerintahan sayap kanan Netanyahu sebagai bentuk protes terhadap perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas—menyatakan, “Saya tidak yakin kita benar-benar memahami bahwa kita telah menjadi bahan tertawaan di kawasan ini.”
Ia juga menyesalkan bahwa dirinya satu-satunya dalam pemerintahan yang menolak pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. “Saya bisa mengubah arah kebijakan ini hingga 180 derajat,” ujarnya.
Kritik terhadap Netanyahu dan Amerika Serikat
Ben Gvir mengecam Netanyahu karena dinilai terlalu tunduk pada tekanan Amerika Serikat. “Kamu tidak bisa terus-menerus bekerja hanya berdasarkan tekanan,” katanya.
Meskipun ia mengakui bahwa menghadapi Presiden AS bukan perkara mudah, ia menegaskan bahwa seorang pemimpin harus mengatakan kebenaran, bukan sekadar “menceritakan dongeng.”
Ia juga menolak kebijakan “Israel” yang mengizinkan masuknya bahan bakar dan bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan klaim bahwa bantuan tersebut berakhir di tangan Hamas.
Mendorong Pengusiran Warga Palestina dari Gaza
Terkait masa depan Gaza, Ben Gvir menyerukan agar program “migrasi sukarela” warga Palestina segera dijalankan.
Ia bahkan mengusulkan pembentukan Kementerian Migrasi Sukarela yang akan dipimpin oleh partainya, Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi). “Kalau Netanyahu bilang dia mau ini, maka saya akan mendukungnya,” ujarnya.
Dikutip dari Anadolu Agency, pada Selasa lalu, partai Ben Gvir mengajukan rancangan undang-undang ke Knesset untuk mendorong “migrasi sukarela” warga Gaza. Berdasarkan rancangan tersebut, warga Gaza yang memilih meninggalkan wilayahnya akan menerima bantuan keuangan yang besar dari Kementerian Keuangan “Israel.” Namun, mereka yang didakwa terlibat dalam “terorisme” tidak akan memenuhi syarat untuk bantuan tersebut, menurut laporan Channel 14 “Israel.”
Hamas: Penarikan Pasukan dari Netzarim Bukti Kegagalan “Israel” Menundukkan Gaza
Juru bicara Gerakan Hamas, Dr. Abdul Latif Al-Qanou, menegaskan bahwa Jalur Gaza tetap menjadi wilayah yang dibebaskan oleh tangan rakyatnya dan para mujahid, serta tidak bisa diduduki oleh kekuatan luar mana pun, termasuk “Israel.”
Al-Qanou menyatakan bahwa penarikan pasukan pendudukan dari Netzarim adalah hasil dari keberanian perlawanan dan keteguhan rakyat Gaza, yang berhasil memaksa “Israel” tunduk pada tuntutan mereka.