ISLAM, PEDANG & KEADILAN

Islam sukses menyebar di wilayah Syam hingga Afrika utara, meskipun datang dengan pedang.

Sebabnya pedang tersebut dibawa bukan dalam rangka membayangi leher masyarakat, namun justru untuk membebaskan mereka dari tirani.

Karenanya banyak yang menyambut gembira dan masyarakat berbondong-bondong masuk Islam karena dianggap telah terbukti akhlaknya dan adil sistemnya.

Pasukan Islam tidak butuh setoran harta, kepemilikan tanah atau monopoli sumber daya alam seperti Raja-Raja yang berkuasa sebelumnya.
Namun makin jauh dari era Sahabat, makin menurun pula kualitas umat Islam, meski kuantitasnya berkali-kali lipat, termasuk kualitas para penguasa dan prajuritnya. Inilah yang membuat dominasi Muslim meredup.

Penguasa yang berkualitas dan adil, muncul sesekali di era tertentu atau mungkin selalu ada tapi hanya hadir lokasi sempit/kecil.

Model dakwah Islam kepada penguasa dan rakyatnya juga fleksibel tergantung bagaimana sikap mereka.

Jika penguasanya jahat seperti Assad di Suriah, satu-satunya jalan adalah ditumbangkan jika mampu. Jika suatu wilayah memiliki semangat keadilan dalam hal-hal tertentu, seperti masyarakat Eropa misalnya, tentu pendekatannya adalah dakwah argumentatif dan menunjukkan akhlak Muslim.

Islam melarang kita menimbulkan kekacauan ke suatu wilayah yang sebelumnya aman-aman saja. Karena itulah taktik yang dilakukan oleh kelompok Takfiri gagal total menarik simpati masyarakat.

Nabi sendiri telah memberikan contoh 1400 tahun lalu, kemenangan sebenarnya adalah 90% musuh beliau akhirnya menjadi Sahabatnya.

(Pega Aji Sitama)

Baca juga :