"Wow. Ini adalah indikasi jelas bahwa presiden kita sedang mengalami sesat pikir atau logical fallacy. Logical fallacy yang sangat-sangat-sangat-sangat basic, yaitu ad hominem.
(Ad hominem adalah upaya menyerang lawan debat dengan mengabaikan substansi pendapat dari pihak lawan debat tersebut)
Tapi ini versi upgrade-nya. Abusive ad hominem. Instead of (alih-alih) menanggapi lawan dengan argumen yang logis, beliau (Prabowo) lebih memilih untuk mengeluarkan kata makian, ndasmu.
Mengeluarkan makian untuk menunjukkan bahwa dialah yang paling berkuasa.
Padahal di negara demokrasi, kekuasaan tertinggi bukan presiden, tapi di gua, di elu, di rakyat.
Nah, biasanya orang yang terjebak dalam 'sesat pikir' (logical fallacy) ini di saat dia tuh nggak bisa ngebalas lagi argumen lawan, karena emang udah tidak terbantahkan, terlalu lautan fakta.
Ahli ekonomi mengatakan hal yang sama (Kabinet ini Kabinet Gemuk), ahli hukum tata negara bilang sama, kebanyakan orang juga bilang sama, makanya yang keluar adalah kata-kata makian.
Nah, sepertinya nih menurut keyakinan gua, presiden kita tuh masih kagok gitu. 'Kenapa ya rakyat gua nih membantah terus gitu?' Padahal kan biasanya di ketentaraan (asal usul Prabowo) semua nurut gitu.
Tapi kita rakyat kan membantah terus kan? Kayaknya dia (Prabowo) bingung frustasi gitu deh.
Dia belum sepenuhnya sadar bahwa negara demokrasi dan ketentaraan itu beda banget.
Jika dia presiden, akan ada sekelompok orang yang akan selalu gonggong. Mau dia bilang gak suka oposisi lah, mau dia bilang apalah. Yang gonggong akan selalu ada.
Apalagi kalau kebijakan yang dilakukan dinilai tolol oleh masyarakat.
Dia masih merasa kebenaran yang dia anut itu tuh absolut. Padahal kan enggak. Itu versi dia doang gitu. Semua ahli bilang dia salah."
[VIDEO]
Salah satu generasi selanjutnya
β Opposisi6890 (@Opposisi6890) February 17, 2025
Fathian hafiz.
Menyuarakan kebenaran
Cerdas pic.twitter.com/V3qNGd1Hvy
