Tere Liye VS Buzzer Pendukung PPN 12%


Perlawanan atas kenaikan PPN12%, secara jangka pendek, lumayan berhasil. Pemerintah, lewat pernyataan Prabowo & Menteri Keuangan, akhirnya hanya menaikkan tarif ini khusus untuk benar-benar barang mewah. Sementara kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dll, masih berlaku peraturan lama. Termasuk jika dibebaskan PPN, maka tetap 0%.

Tidak buruk-buruk amat toh? Ada gunanya juga netizen ribut. Setidaknya sampai keributan ronde berikutnya, PPN tidak berubah. Selamat buat netizen yang terus fight.

Nah, terkait ini, saya benar-benar menghimbau, khusus yang kemarin-kemarin justru berisik sekali mendukung PPN12%. 

Wah, untuk orang-orang ini, saya menyarankan, kalian tetap bayar PPN12%, bila perlu 20%. 

Tidak mau? Nah, itulah kemunafikan tiada tara dari kalian. 

Bergaya sok mendukung kenaikan PPN, saat disuruh duluan membuktikan kalian memang mau dipungut segitu, eh kalian banyak alasan.

Termasuk saat ribut-ribut kenaikan UMP. Ada loh netizen yg ngamuk, marah-marah setiap buruh dan netizen minta UMP naik. Dia maraaah banget. Dia bilang nanti perusahaan bangkrut, nanti investor lari, padahal dia sendiri cuma pegawai. Nah, khusus utk orang2 ini, ayo gajimu bertahun-tahun tdk perlu naik. Kan kamu tdk suka buruh minta naik gaji? Wah, kamu tetap mau gajimu naik? Wah, wah, tebal sekali kemunafikanmu ini.

Juga akun-akun raksasa yg bergaya bikin konten: rakyat Indonesia itu loh, disuruh bayar pajak kecil saja loh berisik, padahal itu demi pembangunan, saya ini loh biasa dipajakin 50% di LN. 

Nah, khusus untuk orang-orang ini, ayo, kamu duluan sukarela minta dipajakin 50% di Indonesia, juga keluargamu di Indonesia, duluan ngasih teladan bayar PPh tarif 50%. 

Tidak mau? Kalau tidak mau, mingkem gitu loh. 

Kamu sok ikhlas bayar pajak 50% di negara orang itu, karena terpaksa. 

Coba kalau kamu bisa menghindar, sudah duluan kamu menghindar. 

Apalagi kalau kamu punya kesempatan kayak Harvey Moeis dkk, boleh jadi lebih gila deh kamu menggerogoti uang dan kekayaan negara.

Jadi, berhentilah membual. Seolah paling bijak, paling sok yes bayar pajak. Di atas muka Bumi ini, pajak itu simpel adalah pungli yang dilegalkan. Bahkan agama tidak segitunya mungut.

(fb)

Baca juga :