Duit dari mana nelayan bisa bikin pagar laut 30 km dan ga dilarang pemerintah š
— PĪŠ©ĪŠG BĪŠĘ¬Ī£ŠG (@PawangBanteng) January 11, 2025
Pakai logika saja lah mencermati segala macam upaya untuk membiaskan titik persoalan pemagaran laut di pesisir Tanggerang . Mana mungkin para nelayan punya dana besar untuk memagari laut sepanjang puluhan km . Jgn terkecoh dgn pernyataan yg tak masuk diakal , cerdas lah berpikir
— Supriyono 68 (@68Supriyono) January 11, 2025
Tiba tiba ada yg ngaku ngaku, sudahlah pak jangan mengada ada .. ilmu dari mana pasang pagar bambu nahan abrasi.
— TempeTahu š (@NdoeL_2011) January 11, 2025
Yg jelas sdh ada yg gak benar ini ..
Tetap usut tuntas siapa di belakang semua itu ...
Masak Negara kalah dan mau di bohongi sama yg gituan ..
Bambu melawan abrasi? Ngakak ššš
— Elisa (@elisa_jkt) January 11, 2025
Loe nelayan jadi2an ya?
Lah bulan lalu wa ke Timbulsloko, meniti jembatan bambu ke makam, dan pas balik diterpa hujan angin laut yg 30 kmh. Besoknya tuh jembatan bambu rusak parah terputus.
Ini jahat banget yg bikin setting-an cerita gini. https://t.co/m7aJQ4K0rp
Sepertinya sdh ada yg "dipaksa" pasang badan nih. Penegak hukum tinggal menangkap orang ini krn kegiatan tersebut jelas melanggar UU. Cara kerja mereka di PIK-2 selalu seperti ini - pasang bemper utk dikorbankan.https://t.co/HSmQNyaF9K
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) January 11, 2025
Dengan pengakuan orang-orang ini bhw mereka yg memagar laut atau minimal tahu yg memagar (walau sepertinya mereka dipaksa pasang badan) yg jelas melanggar hukum maka penegak hukum dan Kementerian @kkpgoid tinggal "menciduk" mereka utk diminta keterangan atau penyidikan pic.twitter.com/IkM6UakIcM
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) January 11, 2025