[PORTAL-ISLAM.ID] GAZA - Di awal perang Gaza, pasukan Israel memaksa 650.000 warga Gaza di wilayah utara (Gaza City) untuk mengungsi ke wilayah selatan. Pasukan Israel kemudian membelah Gaza menjadi dua dan membuat poros Netzarim sebagi pos militer Israel.
Hari Senin kemarin (27 Januari 2025) warga Gaza akhirnya bisa kembali ke rumah mereka di Gaza Utara setelah kesepakatan gencatan senjata.
Berbondong-bondong ratusan ribu warga Gaza berjalan kaki menuju rumah mereka di Gaza Utara.
Di sepanjang jalan yang membentang di pesisir Laut Tengah Gaza, sekelompok orang, beberapa menggendong bayi di lengan mereka atau membawa barang-barang di pundak mereka, berjalan kaki ke utara.
"Rasanya seperti saya terlahir kembali dan kami menang lagi," kata seorang ibu Palestina, Umm Mohammed Ali, bagian dari kerumunan bermil-mil yang bergerak perlahan di sepanjang jalan pesisir.
Para saksi mengatakan penduduk pertama tiba di Kota Gaza pada dini hari setelah titik penyeberangan pertama di Gaza tengah dibuka pada pukul 7:00 pagi (0500 GMT). Penyeberangan lain dibuka sekitar tiga jam kemudian, yang memungkinkan masuknya kendaraan.
"Jantung saya berdebar kencang. Saya pikir saya tidak akan pernah kembali," kata Osama, 50 tahun, seorang pegawai negeri dan ayah dari lima anak, saat ia tiba di Kota Gaza.
"Entah gencatan senjata berhasil atau tidak, kami tidak akan pernah meninggalkan Kota Gaza dan wilayah utara lagi, bahkan jika Israel mengirim tank untuk masing-masing dari kami. Tidak ada lagi pengungsian."
Keluarga-keluarga yang berulang kali mengungsi setelah lebih dari 15 bulan perang bersorak-sorai di tempat penampungan dan perkemahan tenda ketika mereka mendengar penyeberangan akan dibuka.
"Tidak tidur, saya sudah mengemasi semua barang dan siap berangkat saat fajar menyingsing," kata Ghada, seorang ibu dari lima anak.
"Setidaknya kami akan kembali ke rumah, sekarang saya bisa mengatakan perang sudah berakhir dan saya harap keadaan akan tetap tenang," katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Anak-anak berjaket hangat dan membawa ransel berjalan bergandengan tangan. Para pria mendorong orang tua di kursi roda dan keluarga-keluarga berpose untuk foto.
Di media sosial, aktivis Palestina mengunggah rekaman orang-orang yang penuh kegembiraan merayakan saat kembali ke wilayah mereka di Gaza utara.
Warga Gaza menolak mentah-mentah rencana Trump untuk merelokasi warga Gaza ke Yordania dan Mesir.
"Kami akan mati di tanah kami
Kami tidak akan meninggalkan tanah kami
Kami tidak akan meninggalkannya
Ini adalah bukti terang benderang di hadapan Trump
Katakan kepada seluruh dunia,
Kami siap mati di tanah kami sendiri
Kami tidak akan meninggalkannya
Tanah kami adalah kehormatan kami
Kami telah menderita dan bertahan,
kami tidak akan meninggalkannya
Trump bermimpi jika dia berfikir ada diantara kami yang mau pindah ke Mesir atau Yordania."
[VIDEO]