[PORTAL-ISLAM.ID] GAZA - Sejak Senin (27 Januari 2025/27 Rajab 1446 H) ratusan ribu warga Gaza kembali ke wilayah Gaza Utara setelah hampir satu setengah tahun mengungsi.
Walaupun rumah mereka sudah pada hancur oleh bom-bom Zionis, namun semangat mereka tidak pernah hancur.
Dalam video yang diposting akun X Quds News Network @QudsNen:
Seorang wanita Palestina kembali ke rumahnya yang hancur di Gaza Utara dan mulai membersihkannya agar layak huni lagi, ini penampakan setelahnya...
[VIDEO]
A Palestinian woman returns to her destroyed home in North Gaza and begins cleaning it to make it livable again. pic.twitter.com/e7nTJeZ5H7
— Quds News Network (@QudsNen) January 29, 2025
PBB, pada hari Rabu, melaporkan hampir 430.000 orang berpindah dari Jalur Gaza selatan ke utara, Anadolu Agency melaporkan.
“Mitra kemanusiaan kami memperkirakan bahwa lebih dari 423.000 orang telah menyeberang dari selatan ke utara sejak dibukanya jalan Salah Ad-Din dan Al Rashid pada hari Senin,” kata juru bicara, Stephane Dujarric, dalam sebuah konferensi pers.
Mengatakan bahwa pekerja bantuan di lapangan menyediakan makanan, air, dan perlengkapan kebersihan bagi mereka yang sedang bergerak, Dujarric mengatakan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) “mendistribusikan gelang identifikasi bagi anak-anak untuk membantu keluarga tetap aman dan terhubung selama perjalanan.”
“Mereka yang bergerak juga termasuk anak-anak tanpa pendamping, wanita hamil, orang tua, orang sakit kronis dan orang-orang cacat dan mereka yang membutuhkan perawatan medis berkelanjutan,” tambahnya.
Ketika ditanya tentang larangan Israel yang akan segera berlaku terhadap Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) yang akan mulai berlaku pada hari Kamis, Dujarric mengatakan PBB telah "mengambil beberapa tindakan" dan menegaskan bahwa badan PBB tersebut "akan terus melaksanakan mandatnya, sampai secara fisik tidak dapat melakukannya".
UNRWA, yang telah beroperasi sejak tahun 1949, menyediakan layanan penting seperti pendidikan dan perawatan kesehatan bagi para pengungsi Palestina di Tepi Barat, Gaza, Lebanon, Yordania, dan Suriah. Meskipun menghadapi tantangan politik dan finansial, Badan tersebut tetap menjadi penyelamat bagi masyarakat yang rentan.
Israel telah berulang kali menyamakan staf UNRWA dengan anggota Hamas dalam upaya untuk mendiskreditkan mereka, tanpa memberikan bukti atas klaim tersebut, sementara melobi keras agar UNRWA ditutup karena merupakan satu-satunya badan PBB yang memiliki mandat khusus untuk mengurus kebutuhan dasar pengungsi Palestina.(*)