WARGA PEMALANG TERTIPU RP 900 JUTA DEMI 2 ANAK JADI POLISI
Saya jijik sekali baca berita ini. Nyaris muntah saking jijiknya. Dan lebih jijik lagi saat menyadari: inilah realitas penduduk negeri ini.
Disuap amplop, sembako, bansos, mereka rebutan. Disumpal sama politisi agar memilihnya, mereka rebutan. Apalagi saat dia punya kesempatan anak2nya bisa jadi polisi. Sawah dijual. Tanah dijual. Nyuap nyaris 1 milyar, santai saja. Dasar ambyar!
Kamu tahu hadist Nabi soal suap? Yang menyuap dan disuap, dua2anya masuk neraka. Titik final.
Melihat wajah orang ini, menangis dia, duh Rabbi, jika anakmu ini sukses jadi polisi. Kamu akan tertawa dong. Bangga sekali melihat anak2nya jadi polisi, bodo amat jika hasil suap.
Kamu nangis sekarang simpel karena suapmu gagal. Coba kalau berhasil. Dan saat anakmu berhasil jadi polisi, entah dia akan jadi polisi seburuk apa. Dia akan bergegas balikin uang suap ratusan juta ini.
Astagfirullah.... Kasus nyuap biar jadi polisi ini tdk cuma satu-dua. Ini yang ketahuan. Entah yg tidak. Belum lagi yg masukin anaknya lewat ngakalin peraturan, koneksi, orang dalam.
Masih bertanya2 kenapa Indonesia ini tetap blangsak sampai hari ini? Karena hukum dikencingi. Suap menyuap jadi hobi. Korupsi dipelihara. Dan penyuap, dia menangis jejeritan minta keadilan, lupa, jika dia adalah sumber masalah. Dialah penjahatnya. Dan dialah sekaligus orang begonya!
Buat kalian netizen, cukuplah berita2 ini jadi pelajaran. Semoga kalian dapat hikmahnya. Berhenti nyuap demi masuk sekolah, kuliah, kerja. Mulailah pintar dikit. Dikiiiittt saja. Ya Allah, kamu, dan keluargamu akan ada di kerak neraka besok lusa. Takut dikitlah dgn pengadilan akhir.
(By Tere Liye)