Salam resmi pejabat Indonesia agaknya tambah lagi, “salve”, apa itu?

Berapa hari lalu, salam resmi pejabat Indonesia agaknya tambah lagi. Untuk pertamakalinya, Presiden Prabowo memakai kata “salve”. Biasanya, salam untuk umat Kristiani diwakilkan “shalom” saja. Patut dicatat, salam itu ia gunakan dalam acara di Kupang, basisnya umat Katolik Indonesia.

Secara tradisional, “salve” memang lebih kerap digunakan penganut Kristen Katolik. Ia maknanya kurang lebih sama dengan salamnya orang Yahudi dan Islam, yaitu mendoakan kedamaian dan keselamatan bagi penerima salam. 

Yang menarik, mengapa tak cukup pakai “shalom” saja? Hanya Prabowo dan timnya yang tahu tentunya.

Tapi begini… “shalom”, kependekan dari “shalom aleichem”, sedianya salam umat Yahudi. Alquran mengiyakan bahwa salam ini, yang kemudian jadi “assalamualaikum” di Islam, disampaikan Yesus pada murid-muridnya. 

Bagaimanapun, sewaktu kecil sampai remaja di lingkungan mayoritas Kristen di Papua, saya hampir tak pernah dengar orang saling menyapa dengan shalom. Kalau tidak salah, baru dengar dari mbak-mbak Kristen Evangelis di televisi pada pertengahan 1990-an.

Pendeta jesuit kondang Romo Frans Magnis Suseno pada 2021 lalu pernah bilang, kata shalom baru dipakai Protestan pro-Israel sejak permulaan tahun 90-an. Mereka memakai salam itu sebagai dukungan eksplosit kepada Israel. "Dan saya selalu bilang bahwa kalau Palestina sudah merdeka maka baru saya akan pakai kata 'shalom'," kata Romo Magnis.

(Fitriyan Zamzami)


Baca juga :