PRABOWO - SAWIT - OLIGARKI

PRABOWO - SAWIT - OLIGARKI

Oleh: Arsyad Syahrial

Membaca berita tentang pidato Presiden PS di depan MusRenBang yang intinya mengatakan bahwa bahwa kelapa sawit merupakan asset negara, lalu diperintahkan kepada Aparat Negara untuk memperketat penjagaan terhadap komoditas ini, kemudian Pemerintah harus menambah dan memperluas penanaman kelapa sawit…

Maka asli terasa di benak saya bahwa inilah sesungguhnya wajah dari Oligarki atau "Pengusaha Penguasa" (PengPeng), karena yang dipentingkan hanyalah keuntungan sawit.

Padahal…

Dampak lingkungan sawit itu bukan hanya sampai berhenti pada deforestasi saja, akan tetapi lahan untuk perkebunan sawit itu umumnya dibukanya dengan cara DIBAKAR, yang mana itu jelas menyebabkan polusi asap dan penyakit ISPA. Apakah begitu mudahnya kita lupakan tahun-tahun di 201x-an di mana Riau, Jambi, SumSel, KalBar, dan SumBar terkena dampak asap parah akibat KarHutLa? Sampai-sampai negara SG pun terkena kabut asap parah?

Bencana kabut asap itu sangat merugikan, karena selain menjadi penyebab emisi gas karbon penyebab greenhouse effect yang dahsyat, deforestasi itu juga menyebabkan hilangnya hutan hujan tropis yang merupakan habitat penting bagi berbagai spesies, thus hilangnya bio diversity.

Juga kalau yang pernah main sawit pasti tahu tentang bagaimana tanaman sawit itu "mengeraskan tanah", terjadi degradasi tanah akibat monokultur sawit. Belum lagi perkara erosi tanah dan banjir. Ini orang-orang Greenpeace jagonya.

Sedangkan dari sisi sosio-kultural, sudah bukan rahasia lagi kalau pembukaan lahan sawit itu hampir pasti terjadi konflik lahan antara perusahaan dengan masyarakat adat atau petani kecil akibat perampasan lahan. Tentu saja konflik itu biasanya diikuti dengan kasus pelanggaran HAM. Bahkan kalaupun perkara sengketa lahan bisa diselesaikan dengan cara baik-baik, yang juga hampir pasti terjadi adalah penggusuran komunitas lokal yang biasanya sangat bergantung pada hutan lokal mereka sehingga mereka kehilangan akses terhadap SDA (sumber daya alam) yang mereka telah nikmati bergenerasi nenek-moyang mereka sebelumnya.

Pun jika mengatakan bahwa secara perekonomian menguntungkan, maka apa iya?

Dari banyak study terbukti bahwa dampak ekonomi jangka panjang adalah semakin rakyat kecil yang tergantung pada satu rantai produk saja, yang mana itu sangat rentan terhadap goncangan harga di pasar dunia.

Selain itu, kok ya berani mengatakan "tidak usah takut aturan deforestasi (Eropa)… karena mereka (Eropa) butuh (produk sawit)" itu atas dasar apa? Mengatakan bahwa demikian itu basis faktanya & analisanya bagaimana?

Memangnya kalau produk Sawit ID tak bisa masuk Eropa lantas yang akan beli siapa? Oh iya, ada yang bisa dipaksa bikin Green Solar campuran sawit yak? Lagi-lagi rakyat dipaksa menanggung…

Terus yakin sekali bilang orang Eropa butuh banget dan tak bisa hidup tanpa produk sawit, padahal orang Eropa itu selamat berabad-abad mereka terbukti resourceful dan jago dalam mencari alternative materials, termasuk juga mencari bahan makanan.

Tak percaya?

Memangnya Conquistador itu menjelajah ke Amerika Tengah dan Selatan ngapain? VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) datang ke Nusantara itu ngapain? British East India Company itu ngapain? Sudah berabad-abad orang Eropa itu mencari alternative resources, dan mereka sangat kreatif.

Pun soal pejabat & aparat negara disuruh menjaga sawit milik pengusaha… asli lah ini membuat hati tersinggung, sebab memangnya para pejabat dan aparat itu mereka semua digaji dan difasilitasi oleh siapa kalau bukan oleh uang pajak dari rakyat? Kenapa mereka diperlakukan seperti centeng penjaga tauke sawit…???

Begitu juga mengatakan bahwa dengan sawit rakyat bakal lebih sejahtera, maka itu berdasarkan apa? Bukankah justru yang terbukti adalah terjadinya injustice income distribution, sebab keuntungan terbesar ya pasti jatuh ke tangan para pengusaha raksasa pemilik lahan. Kalaupun rakyat mendapat cipratan, itu biasanya hanya sebagai pekerja atau paling-paling petani plasma yang bibitnya pun harus beli dari pengusaha. Intinya, yang miskin tetap miskin dan tetap hidup sebagai "budak", sedangkan yang pengusaha kaya akan makin kaya.

Ah sudahlah… muram betul jadi terasanya 2025 ini… 😢

Baca juga :