Kisah yang SANGAT MAHAL...
"Polisi yang jujur itu cuman polisi tidur dan Hoegeng"
Saya pernah dengar ungkapan ini dari kakek Rahimahullah, katanya ini ungkapan populer yang menggambarkan polisi di masanya. Beliau mantan Kapolres Malang zaman akhir 60-an sampai pensiunnya pertengahan 80-an. Beliau memang lama jadi Kapolres Malang, karena pernah menolak tawaran jabatan Kapolda Bali.
Kakek saya Rahimahullah pernah bilang kalau polisi korup itu bukan hal baru, sejak zaman beliau jadi polisi ya sudah begitu.
Beliau sendiri pernah cerita kalau sudah berkali-kali dimintai tolong untuk membantu memasukkan orang jadi polisi, entah menggunakan status saudara, nawari suap duit/tanah, dst. Tapi beliau tolak, harus test sendiri dengan jujur. Anaknya sendiri (om saya) masuk Akpol (dulu bagian dari Akabri) saja daftar dan test sendiri.
Selama kakek saya menjabat Kapolres Malang, setiap pergantian Bupati selalu ada tawaran "hadiah" tanah dari bupati baru. Sebagai bentuk pelicin supaya mereka bisa lebih mulus dalam melakukan berbagai perbuatan korupsi selama menjabat. Salah satu area tanah tsb sekarang jadi Terminal Arjosari. Alhamdulillah kakek saya Allah berikan hidayah selalu waras sehingga menolak berbagai tawaran tsb.
Kakek juga punya prinsip bahwa keluarga pejabat/aparat harus mendapatkan hukuman lebih berat jika melakukan perbuatan melanggar hukum. Well, semua anak laki-lakinya pernah dipenjara beberapa hari hanya karena melanggar lalu lintas. Bapak saya pernah dipenjara berbulan-bulan gegara mimpin demo mahasiswa zaman orba.
Kakek saya ini juniornya Hoegeng dan melihat sosok Hoegeng sebagai panutan, usianya hanya lebih muda beberapa tahun dari Hoegeng. Beliau juga tidak kaya seperti Hoegeng. Sampai pensiun pun hanya punya rumah di kampung gang buntu di sudut pinggiran kota Malang. Tidak pernah punya mobil, dan kendaraan bermotor yang pernah dibeli hanyalah Honda CB100 untuk bapak ketika kuliah.
Setelah pensiun, beliau suka bercerita tentang masa mudanya ikut perjuangan 10 November, agresi militer Belanda, hingga operasi Trikora. Operasi Trikora adalah tugas perang terakhir beliau sebagai personel Brimob. Sesekali diselipkan cerita berbagai peristiwa semasa beliau menjadi polisi biasa.
Di masa penjajahan Jepang, kakek saya memang anggota Tokubetsu Keisatsutai atau Polisi Istimewa, yang merupakan cikal bakal Brimob (Brigade Mobil). Dan Brimob waktu itu memang benar-benar kekuatan tempur yang diterjunkan pada berbagai operasi militer.
Beliau Rahimahullah meninggal tahun 2007 di usia 80 tahun lebih, hanya mewariskan sebuah rumah yang baru bisa beliau beli dan tinggali ketika menjabat Kapolres Malang.
Beliau dimakamkan di sebelah nenek saya, atas wasiatnya. Tapi kemudian dipindahkan ke TMP Untung Suropati Malang atas persetujuan keluarga besar.
Semoga Allah rahmati beliau, terima segala amalannya dan ampuni segala dosanya.
(Yosia Christmas Sulistian)
*fb