Wah wah, Pak Agus sedang bahagia. Akhirnya, setelah pendidikan bertahun-tahun, anaknya resmi sudah jadi polisi. Gagah sekali. Dengan seragamnya.
"Anakku loh itu. Pintar banget. Jadi polisi. Anakmu jadi opo toh? Hah? Kerja di sawah?"
Demikian tawa Pak Agus saat kumpul-kumpul di rumah bareng tetangga. Menertawakan anak tetangga.
"Hebat toh anakku, besok-besok jadi Jenderal iso. Anakmu jadi opo? Jenderal kampung?"
Lagi-lagi Pak Agus tertawa bahak saat ngobrol dengan tetangga.
Bukan main bahagianya Pak Agus. Saat anaknya lulus, dia bikin pengajian besar-besaran di rumahnya. Mengundang Gus Muntah. Dan Gus Muntah memuji-muji betapa kerennya keluarga Pak Agus. Mendoakan karir anaknya. Habis pengajian, Gus Muntah dikasih amplop.
Nggak cukup, besoknya Pak Agus ngundang dangdutan, masih dalam rangka bersyukur anaknya jadi polisi. Bukan main, pak Camat datang. Juga dari Kota Kabupaten, orang suruhan Bupati juga datang.
"Anakku ini baru jadi polisi sudah terkenal. Tamu-tamunya top, Gimana besok-besok kalau jadi Kapolda, hahaha. Anakmu jadi opo? Kapolda sawah-sawahan?"
Demikian tawa lebar Pak Agus di kursi paling depan sambil nonton dangdutan.
HAHAHAHA!
HAHAHAHA!
Saking kencangnya tawa Pak Agus, dia terjatuh dari kursi.
BRUK! JDUT!
Pak Agus terbangun, mengusap kepalanya yang mengenai lantai. Apa yang terjadi? Gumam Pak Agus, matanya mengerjap-ngerjap. Ini jam berapa? Malam hari? Oh, dia baru saja jatuh dari ranjang. Eh? Ternyata itu tadi mimpi. Aduh.
Sejenak, realitas kehidupannya kembali. Bahwa dia ditipu nyuap polisi, agar anaknya bisa jadi polisi. Setahun terakhir, dia menjual sawah warisan, rumah warisan. Habis 1 milyar demi anaknya jadi polisi, tapi gagal total. Uang tidak kembali. Dan dia sudahlah miskin, tukang suap pula.
Sejenak, Pak Agus menangis terisak. Hik hik hik.... Ternyata tadi hanya mimpi.
"Anakku loh jadi polisi, anakmu? Jadi orang2an sawah." Hiks hiks hiks, Pak Agus mengerang pilu.
Padahal tadi terasa nyata sekali. Tawanya. Sombongnya terasa nyata sekali.
Hiks hiks hiks. Tangis Pak Agus semakin mengeras.... Ternyata itu semua hanya mimpi....
Dan besok-besok, Pak Agus masuk neraka. Mengharukan deh.
(By TERE LIYE)