Ooo… gitu cara mainnya 🤔
PROYEK SENYAP KAVLING LAUT
- Misteri pagar laut 30 km yang melintasi perairan 16 desa di Kabupaten Tangerang, Banten, sedikit demi sedikit terkuak.
- Ada rangkaian manuver panjang sebelum akhirnya area yang nyata-nyata laut itu diterbitkan sertifikatnya.
- BPN Kabupaten Tangerang menyatakan, meski menerbitkan sertifikat-sertifikat itu, mereka tidak mengecek dan mengukur secara langsung ke lapangan.
- Pihak yang mengukur adalah Kantor Jasa Surveyor Berlisensi (KJSB) alias pihak ketiga.
- Sumber kumparan di lingkungan Pemprov Banten menyebut pengajuan sertifikat di laut itu dikoordinir oleh Septian Prasetyo dari Law Firm Septian Wicaksono and Partners.
- kumparan mendapat beberapa dokumen surat-menyurat oleh Septian terkait upaya pengajuan sertifikat di laut. Manuver awal Septian terekam dalam suratnya kepada DKP Banten tertanggal 21 Juli 2023.
- Sumber kumparan menyebut saat proses pengukuran itulah pagar laut berperan krusial.
- Walau secara nyata lokasi berada di lautan, namun karena klaim girik berada di pesisir, maka area itu dianggap seolah-olah daratan.
- Cara mengukurnya pun harus seperti di darat yakni jelas bidang dan patoknya. Sehingga pagar laut seakan menjadi pembatas antar bidang tanah.
“Tujuan pagar laut ini untuk pengukuran,” kata sumber itu.
- Pengajuan sertifikat ke BPN pun diduga mencatut nama warga.
Nasar, warga Kohod, menyebut nama anaknya, Nasrullah, dipakai sebagai pemilik SHGB.
Pencatutan itu bermula pada 2021 saat Kades Kohod, Arsin, meminta KTP anaknya. Namun saat itu ditolak.
Arsin lalu memerintahkan staf desa ke rumah Nasar untuk meminta KTP dan Kartu Keluarga (KK) Nasrullah. Alasannya hendak difotokopi untuk pendataan. Hingga kemudian pada 2024, Nasar kaget karena tiba-tiba ada SHGB atas nama anaknya Nasrullah. Surat ukur tanah itu terbit pada 11 Desember 2023 dengan luas 14.978 m2.
Lima bulan setelahnya, SHGB terbit pada 21 Mei 2024. Dasar penerbitan SHGB itu yakni alas hak surat keterangan ahli waris No. 594/181/2023. Padahal Nasar yang notabene orang tua Nasrullah masih hidup.
“Darimana uangnya saya [beli lahan itu], itu kan luas. Kalau misalnya saya mau beli, saya mau belinya sama siapa? Itu kan laut,” kata Nasar.
SIMAK SELENGKAPNYA...