Apa gunanya Polisi?
Mending kantor Polsek diganti Mixue aja
Anak Bos Rental: Kami Bawa BPKB, STNK, Kunci Serep Tetap Ditolak Polsek Cinangka
Rizky Agam (24 tahun), putra kedua dari bos rental Ilyas Abdurrahman (48), menyatakan Polsek Cinangka tetap menolak memberikan pendampingan padahal sudah diperlihatkan STNK, BPKB, hingga kunci serep mobil rental yang dibawa kabur penyewa.
"Dari polsek enggan atau keberatan mendampingi kita, karena kita katanya dari leasing dan enggak punya LP (laporan polisi). Padahal kita pemilik rental langsung, dan membawa bukti BPKB, STNK, dan kunci serep kita bawa," kata Rizky, Sabtu (4/1/2025).
Tawarkan Imbalan
Menurut Rizky, ayahnya bahkan sempat menawarkan imbalan uang agar petugas mau memberikan pendampingan itu.
"Ayah saya tawarkan ke pihak polsek memberikan uang kerja dia untuk kita, imbalan, lalu petugas telepon Kapolsek, ternyata dari kapolsek enggan beri pendampingan ke kita. Jadi, dari petugasnya nyuruh kita untuk mengambil sendiri mobil tersebut dan dibawa ke Polsek Cinangka, sedangkan kita tahu mobil itu yang memiliki senjata api. Akhirnya, setelah itu mobil kita tahu sudah jalan lagi ke arah Cilegon, akhirnya kita kejar lagi," kata Rizky.
Kronologi
Tragedi mengenaskan terjadi di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak pada Kamis dini hari (2 Januari 2025). Seorang bos rental mobil kehilangan nyawanya setelah ditembak oleh seseorang yang menyewa mobilnya. Insiden ini juga mengakibatkan seorang rekan korban mengalami luka serius.
Kasus penembakan yang menewaskan Ilyas Abdurrahman, seorang pemilik usaha rental mobil, memunculkan dugaan kelalaian pihak kepolisian.
Peristiwa ini bermula ketika Ilyas dan rekannya mengejar mobil rental mereka yang diduga digelapkan oleh penyewa bekerja sama dengan oknum anggota TNI AL.
Menurut anak korban, Rizki Agam, ayahnya bahkan sempat menawarkan sejumlah uang kepada personel Polsek Cinangka, Polres Cilegon, sebagai imbalan untuk pendampingan.
Namun, polisi tetap enggan membantu mereka mengamankan mobil Honda Brio tersebut.
“Ayah saya sampai menawarkan uang kerja untuk petugas yang piket sebagai uang pendampingan dari ayah saya,” kata Rizki Agam kepada media.
Rizki menambahkan, saat melapor ke Polsek Cinangka, mereka menginformasikan bahwa pelaku membawa senjata api. Namun, hal tersebut dianggap remeh oleh petugas.
“Padahal kami tahu mobil itu ada senjata api. Petugas mengatakan senjata api itu hanya bohongan,” ujar Rizki.
Alih-alih memberikan pendampingan, polisi justru menyarankan Rizki dan Ilyas untuk mengejar sendiri mobil mereka yang berada sekitar dua kilometer dari Polsek.
“Petugas malah memberi saran ke kami untuk mengejar atau mengambil mobil kita sendiri,” lanjutnya.
Ilyas dan rekannya kemudian memutuskan untuk melanjutkan pengejaran mobil mereka yang terus bergerak ke arah Cilegon.
Namun, insiden tragis terjadi ketika Ilyas tertembak peluru berukuran 9 milimeter yang diduga dilepaskan oleh salah satu pelaku.
Ilyas akhirnya tewas di rest area Balaraja, Km 45 Tol Tangerang-Merak.
Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya, yang juga merasa tidak mendapatkan bantuan yang seharusnya dari pihak kepolisian.