Indonesia di Mata Perantau... "Kenapa saya jadi jarang sekali mendapat berita positif tentang kemajuan Indonesia"

By Savitry Khairunnisa
 
Biar kata sudah hidup tenang makmur sejahtera di Norwegia sejak tahun 2009 -alhamdulillah, dan total hidup di negeri orang selama 24 tahun, Indonesia tetap punya tempat nomor wahid di hati dan pikiranku.

Masih ingat banget percakapan dengan seorang kolega di University of Leeds dulu, saat Pak SBY baru dilantik jadi presiden. 

Kolega yang seorang profesor Urban & Political Geography dan pernah tinggal di Indonesia itu, bisa menjelaskan dengan gamblang karakter SBY, harapannya untuk Indonesia yang lebih baik dan bisa lepas landas dari belenggu Orde Baru. 

Seingat saya, kondisi Indonesia di era itu memang perlahan semakin baik dan mulai bangkit.

Fast forward 15 tahun tinggal di Norwegia, kenapa saya jadi jarang sekali mendapat berita positif tentang kemajuan Indonesia. 

Kerusakan alam semakin menjadi, laut dikavling dan punya HGB, kesenjangan sosial semakin lebar (ini bukan sekadar katanya, tapi saya lihat sendiri saat mudik setiap tahun). Orang makin susah cari kerja, sementara para penguasa elit bermental feodal dan tak kompeten semakin serakah tetap bisa hidup mewah dan senang-senang dengan jabatan. Sebagian rakyat yang cukup puas hidup dalam kebodohan dan mental gratisan yang terus dipelihara ... Hak atas kesehatan yang semakin mahal, pendidikan yang kian jadi ladang bisnis, munculnya ide sekolah unggulan sementara di pelosok banyak gedung sekolah hampir ambruk dan murid nggak bisa belajar karena nggak ada guru. 

Dan gongnya tentu mantan presiden yang akhirnya dapat pengakuan internasional sebagai finalis pemimpin terkorup di dunia.

Sebagai perantau, adalah lumrah membandingkan kondisi Indonesia dengan negara tempat sekarang bernaung. 

Bukan soal merendahkan negeri sendiri. Justru perantau di manapun pasti ingin membanggakan tanah kelahirannya kepada semua orang; lebih dari sekadar keindahan alam, tapi juga tata kelola pemerintahan yang baik yang membuat negeriku maju dan jadi panutan bangsa-bangsa lain.

Sedikit lega sudah menuliskan keresahan ini. Semoga Indonesia semakin membaik. Aku mungkin bukan fans pemerintah, tapi tak ada yang bisa melarangku kembali dan berhenti mencintai Indonesiaku. Indonesia kita.

Haugesund, Rogaland, Norwegia.

21 Januari 2025

(fb)
Baca juga :