Dek Malay lebih strong πŸ’ͺ

Dek Malay lebih strong πŸ’ͺ

Saya tahu, ini tuh bukan masalah urgent dan penting seperti penegakan hukum, pendidikan. Saya juga paham, ini bukan program raksasa seperti IKN, makan siang gratis, dll. Bahkan sebenarnya masalah ini paling hanya relevan kurang dari 1% penduduk Indonesia yg sering bepergian ke LN. Karena toh sisanya 99% sih jangankan ke LN tiap tahun, UMR cuma 2-3 juta.

Tapi masalah ini juga patut dipikirkan oleh pemerintah. Apa itu? Paspor Indonesia itu lemah. Menurut visaindex, hanya urutan ke-67 (itupun harus dicatat, di atasnya ada negara2 yg mengisi posisi ranking bareng), jadi secara real, Indonesia itu urutan 100 lebih).

Artinya apa? Pemegang paspor Indonesia itu susah ke LN. Tidak semua negara ngasih bebas visa. 

Bandingkan dengan Dek Malay saja, Indonesia kebanting. 

Malaysia urutan 13, paspor mereka 'lebih laku' kemana-mana. 

Apalagi bandingkan Singapura, yg nyaris semua dunia welcome, silahkan masuk negaranya tanpa visa. 

Bahkan, Indonesia yg mau merdeka 80 tahun, kalah sama Timor Leste loh. Ampun dah.

πŸ‘‰Dan lebih sedih lagi, kita ke Cina, disuruh bikin visa. Padahal apa sih yg tidak Indonesia kasih ke Cina? Tambang dikasih, proyek kereta cepat, Jepang saja kita singkirkan demi Cina. Semua jiwa raga kita kasih ke Cina, eeh, giliran kita ke sana, disuruh pakai Visa.

Duh Rabbi, ke Arab Saudi juga begitu. Harus ribet ngurus. Padahal negara-negara lain (yg penduduknya mayoritas non islam) sudah dikasih eVisa sama Raja Arab. Indonesia? Nanti dulu.

Jadi, tolonglah buat pemerintah, kalian lobi2, kalian lakukan diplomasi ke negara2 lain itu, agar paspor Indonesia itu lebih laku. Masa', kita jual obral bebas visa ke negara2 orang, giliran kita kesana, kita sulit dan ribet. Seolah2 pemegang paspor Indonesia itu dicurigai akan bikin masalah. Kasta rendah penduduk planet Bumi.

Utk urusan paspor ini, kita harus mengakui, Dek Malay jauh lebih strong.

(By TERE LIYE)

Baca juga :