Betapa Cerdasnya Hamas

Oleh: Ustadz Budi Ashari

Cara Hamas menyerahkan tawanan Israel kepada Palang Merah Internasional memunculkan banyak analisa; kesemuanya memotret betapa cerdasnya Hamas dengan sekali pertunjukan, mematahkan sekian banyak kedustaan Israel yang dipasarkan oleh hampir seluruh media dunia.

Menteri Komunikasi Israel membuat status di medsos mengomentari suasana Hamas di tengah kerumunan masa Palestina: "Kami akan kembali kepada kalian."

Pernyataan ini sebenarnya adalah rasa mengenaskan atas semua informasi para pemimpin Israel yang selama ini memberitakan kemenangan, tapi ternyata pemadangan pertama yang didapat justru kekalahan nyata Israel dan kemenangan telak para pejuang Gaza. Karena semestinya daerah tempat penyerahan tawanan tersebut merupakan tempat yang paling hancur, bersih dari penduduk dan tentunya bersih dari Hamas.

Tapi apa nyatanya, masyarakat masih berkurumun banyak dan para mujahid melakukan konvoi. 

Jenis mobil yang dipakai untuk menyerang Israel di hari pertama Thufan Al Aqsha 7 Oktober masih terlihat. Ditambah dengan berbagai jenis mobil yang terlihat mulus sekali tak tersentuh debu dan bekas perang. 

Pertanyaan seriusnya adalah: di manakah semua itu disembunyikan. Karena mestinya masyarakat sudah bubar dan mengungsi ke selatan, para pejuang juga pasti sudah hancur lebur, apalagi hanya mobil; di mana disembunyikan? 

Mereka semua berikut kendaraan tersebut tidak mungkin didatangkan dari tempat lain, karena Gaza telah dibelah menjadi dua oleh Israel dan daerah Kota Gaza adalah salah satu tempat yang paling hancur dan tak mungkin ada tempat yang terlewat dari pengamatan militer Israel.

Pun seragam yang dipakai para mujahid Hamas bertuliskan قوات النخبة (Pasukan Khusus), yang mengingatkan kita pada pasukan yang melakukan penyerangan di awal perang ini. 

Ternyata mereka masih ada dan di tempat yang sama; Gaza Utara. Padahal klaim pemerintah Israel di hadapan masyarakatnya adalah: Hamas telah hancur dan lumpuh secara militer ataupun politik.

Hamas pun sengaja terlambat mengirimkan nama-nama tawanan yang akan dibebaskan, juga terlambat dalam hal penyerahan tawanan sampai lebih dari satu jam. Dengan peristiwa ini, menjadi terlihat siapa yang berkuasa dan siapa yang menjadi penentu.

Ditambah lagi semua tawanan dalam keadaan sehat. Bukan hanya itu, Hamas melepas mereka dengan senyum merekah dan wajah santai dari tiga wanita Israel yang ditawan. Dan Hamas memberi mereka oleh-oleh dalam tas yang menurut sumber Al Jazeera berisi peta Jalur Gaza dan foto-foto mereka selama berada di tawanan. Ajaib!

Ketika malam di Palestina mulai larut, pemandangan indah ini dilengkapi dengan berkumpulnya kembali 90 tawanan Palestina ke rumah masing-masing dengan diiringi kembang api dan sambutan hangat keluarga mereka. Dan mereka mengabaikan ancaman Israel bagi yang merayakan kedatangan para tawanan. Ternyata kebahagiaan pun menakutkan Israel.

Dan akhirnya, semua pemandangan indah di hari pertama gencatan senjata ini diiringi oleh kekuatan kalimat 'Sang menteri kabar gembira' untuk umat ini; Abu Ubaidah yang memulai kalimatnya begitu kuat:

"471 hari setelah dimulainya Thufan Al Aqsha yang bersejarah; yang telah menyalakan percikan pembebasan Palestina dan ketukan paku terakhir untuk keranda mayat zionis penjajah."

Semua ini bukan saja pelajaran bagi Palestina. Tetapi mulailah Anda semua mengingat-ingat dan mengoreksi semua analisa, keyakinan dan posisi diri Anda sejak awal perang Thufan Al Aqsha ini berlangsung.

Agar nda tahu siapa Anda sebenarnya!

Baca juga :