Yth. Pengurus Muhammadiyah

Yth Pengurus Muhammadiyah,

Saya itu bukan anggota kalian, juga bukan anggota NU. Tapi percayalah, nyaris tidak ada sekolah-sekolah Muhammadiyah, yang murid-muridnya tidak membaca buku saya. Satu-dua murid, minimal ada. Buku-buku saya 'merangsek' ke mana-mana. Pun sekolah-sekolah NU. 

Saya bukan mau nyombong, nggak lah, tapi info ini mungkin powerful menjelaskan siapa Tere Liye. 

Boleh jadi, dibanding elit-elit kalian, saya berkali-kali lebih banyak berkunjung ke sekolah-sekolah/kampus-kampus Muhammadiyah/NU.

Saya bikin postingan ini, simpel untuk memberikan saran: kalau masih bisa dibatalkan, sudahlah, lupakan saja bisnis tambang.

Kalian bisa berbisnis yang lain loh. Jualan AC, okelah. Lebih-lebih jika itu AC hemat energi, ramah lingkungan. 
Bikin bank syariah. Hotel. Mall. RS. Sekolah. Bikin aplikasi marketplace, bikin ojek online, bahkan bila perlu aplikasi medsos Muha misalnya, wah oke.

Tapi tambang?

Dan lihatlah, persis yang saya perkirakan sejak ribut-ribut dulu, kalian akhirnya hanya dikasih konsesi bekas loh. 

Sudahlah bekas, itu batubara pula. Salah-satu tambang yg sangat merusak adalah batubara. Ujung ke ujung. Nggak ada konsep ramah lingkungan, berkelanjutan, bla bla di tambang batubara. Nggak ada. Karena defaultnya tambang ini memang 'becek'. Mengeduk tanah, mengambil batubara. Tetap akan merusak, pakai teknologi apapun.

Saya bukan sok tahu soal tambang, tapi saya ini pengalaman dikitlah ngurus tambang, lihat langsung. 20 tahun lalu. Agar 'CV' saya lengkap. Juga sekaligus riset-riset. Saya juga menulis buku-buku tentang tambang. Itu batubara, bahkan sudah dapat, lantas dikirim ke pembangkit listrik, tetap jadi masalah. Polusi, dll. Ampun dah. Saat dunia beralih ke energi terbarukan.

Saya tahu, konsultan-konsultan kalian akan berebut menyakinkan. Namanya juga konsultan, itu memang pekerjaan mereka. Tambah lama mereka kerja, tambah seneng. Apalagi jika tambang betulan jalan. Tapi sorry, namanya bekas, maka bekas sudahlah. Belum lagi reklamasi, dll dsbgnya. Aduh, rugi berkali-kali.

Jadi, wahai pengurus Muhammadiyah, batalkan saja. Yuk mari, nggak ada dosanya loh batalin beginian. Tapi jika kamu maksa terus, besok lusa, boleh jadi kita itu betulan berlumuran 'dosa'-nya.

(By Tere Liye)

*fb
Baca juga :