WAWANCARA EKSKLUSIF DENGAN H. MOEIS
"Bagaimana tanggapan Anda atas putusan hakim?"
"Saya cukup puas, ya, walaupun harapan saya hanya 4-5 tahun saja."
"Perbuatan Anda banyak menginspirasi anak-anak muda di negara ini. Merugikan negara ratusan triliun hanya dihukum 6.5 tahun. Anda punya tips agar anak-anak muda itu bisa mengikuti jejak Anda?"
"Begitulah kebiasaan bangsa ini, latahan. Ada yang sukses sebagai afiliator, rame-rame pengen jadi afiliator. Ada yang sukses sebagai konten kreator, rame-rame pengen jadi konten kreator. Dan ketika saya sukses sebagai koruptor, tiba-tiba semua pengen jadi koruptor.
Kalau saya sih enggak ya. Saya berani melawan arus. Ketika orang ramai bercita-cita jadi afiliator, pengen jadi konten kreator, saya memilih jalan sunyi, yaitu jadi koruptor."
"Tapi koruptor di negara kita kan sudah banyak, Bang. Jadi menurut saya ini tidak terlalu melawan arus, nggak sunyi-sunyi amat. Malah seperti ikut arus."
"Memang betul. Tapi kan koruptor berskala besar di negara kita masih bisa dihitung jari. Masih sedikit. Dan menurut saya ke depannya koruptor ini peluang usaha yang sangat menjanjikan, ya. Apalagi jika hukumannya bila ketahuan cuma disuruh balikin uang korupsi."
"Ada tips agar bisa jadi koruptor sukses, Bang?"
"Sebenarnya sederhana saja. Ingat rumus ini: jumlah korupsi berbanding terbalik dengan jumlah hukuman. Semakin banyak yang Anda korupsi, semakin ringan hukumannya.
Sesederhana itu. Karena semakin banyak yang Anda korupsi, semakin banyak yang bisa Anda suap, maka semakin banyak orang yang akan melindungi Anda."
"Oh, begitu ya. Ternyata sangat mudah."
"Terlihat mudah, tapi sulit diwujudkan. Selain harus punya koneksi yang luas, Anda juga harus punya keberanian.
Wawancaranya udah dulu ya. Saya ada janjian sama kontraktor. Mau renovasi soalnya."
"Renovasi rumah?"
"Bukan. Mau renovasi penjara aja, kok."
"Baiklah. Terima kasih atas waktu dan tips-nya, Bang Moeis."
"No problem."
(By Wendra Setiawan)