PENONTON, GAK USAH BANYAK PROTES...
Oleh: Abu Sumayyah
Rasanya gething, mangkel alias jengkel dan gregetan... ketika dengar pernyataan sebagian orang, "Kalau pemerintahan diserahkan ke Dewan Rakyat, ya berarti sama saja pemerintahannya pakai sistem Demokrasi dong?" Ada lagi yang bilang, "Tuuu Israel nyerang Suriah, kemana pemerintahan yg baru? Kok gak nglawan... atau minimal mengeluarkan pernyataannya?" Ada juga yang bilang, "Kapan ke Al-Aqsa nya? Kapan nyerang Israel?" Bla... Bla...bla...
Lhaaa, kita ini siapa? Wong kita hanyalah penonton, berjuang gak, mungkin mendoakan juga gak atau kalau iya, paling hanya sesekali saja... tapi buanyak protesnya, buanyak permintaannya, (maaf) banyak b*cotnya...
Saya yakin, Mujahidin lebih paham daripada kita di sini yang hanya menonton. Lebih paham urusan tathbiq (menerapkan) syar'iah Islam. Lebih tahu tentang waqi' (realita) yang ada di sana. Lebih mengerti apa yang harus mereka lakukan setelah menang...
Hari ini, setelah Mujahidin dengan izin Allah Azza wa Jalla berhasil menumbangkan rezim laknat Basyar Assad, mereka fokus pada upaya perbaikan negara, menjaga kestabilan keamanan, penanganan warga yang kembali dari pengungsian dan juga para korban kebengisan Assad, dan seabrek PR lainnya. Lha wong ngurusi rumah tangga saja ribetnya minta ampun. Lha ini ngurusi sebuah negara yang baru saja merdeka, yang di dalamnya ada bermacam-macam faksi (kelompok pejuang), ada banyak manusia dengan berbagai agama, sekte dan kelompok, ada yg pro syariah ada juga yg tidak.
Tidak mudah memahamkan tentang penegakan syari'ah kepada masyarakat yang dijajah selama 50 tahun. Tapi saya yakin, Mujahidin sudah mempersiapkan dan mengupayakan hal tersebut. Tapi tentunya dengan pelan-pelan. Gak grusa-grusu, kayak ISIS yang terlalu memaksakan diri ingin menerapkan syari'at, padahal belum ada upaya maksimal mengambil hati umat, memahamkan tentang syariat, hingga menjadi bumerang bagi mereka. Masyarakat tidak mendukung mereka. Apalagi faksi-faksi yang mereka kafirkan. Akhirnya, ketika pasukan Assad dan sekutunya balik menyerang, mereka tak mampu menahannya, sehingga hilanglah seluruh wilayah yang diklaim telah dikuasai, begitu juga dengan sebagian besar jajaran pimpinan dan anggota mereka.
Diantara apa yang telah diupayakan Mujahidin (HTS khususnya) yaitu menyatukan antar faksi, untuk satu tujuan. Kita lihat, beberapa tahun silam saat terjadi perpecahan antar faksi, masing2 pengen menang sendiri, bahkan saling bunuh2an antar satu sama lain. Alhamdulillah, dengan izin Allah Azza wa Jalla, dengan upaya pendekatan yang dilakukan pihak HTS kepada faksi yang lain, maka saat ini kita menyaksikan adanya persatuan, kekompakan dan bi idznillaah mampu menumbangkan rezim Asad dengan mudah hanya butuh beberapa hari saja.
Dan perlu diketahui, bahwa Suriah itu beda dengan Afganistan. Klo di Afghanistan gak ada faksi-faksi yang bermacam-macam. Hanya Taliban. Jadi semua kompak. Sementara Al Qaedah yang ada di sana pun tunduk di bawah Taliban. Itu pun setelah mereka menang melawan rezim AS dan sekutunya masih banyak PR yang harus diselesaikan, bahkan sampai hari ini masih terus melakukan banyak perbaikan di negaranya.
Kita yakin, Palestina PASTI akan merdeka. Masjidil Aqsa pasti akan bebas dimasuki kaum muslimin. Zionis Israel PASTI akan hancur dan lenyap dari muka bumi. Apakah sebelum turunnya Nabi Isa, atau setelah Nabi Isa turun? Wallahu a'lam. Tapi yang penting bagi Mujahidin saat ini adalah mempersiapkannya untuk waktu itu dengan sebaik-baiknya. Apalagi yang namanya Damaskus ini kelak akan menjadi basis kekuatan kaum muslimin.
Anda pikir perang lawan Israel itu gak butuh persiapan matang, personil, dan senjata?! Sementara para Mujahidin berjuang sendirian tanpa ada dukungan nyata dari negara2 lain.
Iyaa, Mujahidin bilang, "Setelah kami memasuki Masjid Umawi, kami akan memasuki Al-Aqsa." Tapi yaa gak esok hari bro... Ada waktunya... Dan mereka yang lebih mengetahui waktu yang tepat untuk memerangi bangsa terkutuk itu..
Lha tugas kita di sini cukup mendukung dan mendoakan kebaikan buat mereka. Bahagia kalau mereka mendapatkan kemenangan. Kalau punya kelebihan harta, silakan sebagiannya diinfakkan untuk kebutuhan kaum muslimin di sana. Kalau punya kemampuan untuk berangkat ke sana, ya silakan, yang penting jangan malah ngrepotin Mujahidin di sana... Demikian. Mohon maaf kalau ada yang tersinggung dengan kalimat saya di atas. Astaghfirullaahal adziiim... Wallaahu a'lam. (*)