Poin-poin pernyataan Pemimpin HTS Ahmad Al-Sharaa:
📌 Bentuk kewenangan diserahkan kepada keputusan para ahli dan ahli hukum, sedangkan rakyat Suriah lah yang memutuskan.
📌 Kami akan membentuk komite dan dewan yang bertugas memeriksa ulang konstitusi.
📌 Kami memiliki hubungan dengan orang Kristen dan Druze, dan mereka bertempur bersama kami di dalam Departemen Operasi Militer.
📌 Kementerian Pertahanan akan membubarkan semua faksi dan tidak akan ada senjata di luar kewenangan negara Suriah.
📌 Ada perbedaan antara komunitas Kurdi dan organisasi PKK.
📌 Israel jelas telah melewati batas di Suriah yang mengancam terjadinya eskalasi yang tidak dapat dibenarkan di kawasan tersebut.
📌 Argumen Israel telah menjadi lemah dan tidak punya legitimasi atas pelanggaran yang dilakukannya baru-baru ini.
📌 Situasi Suriah yang melelahkan setelah bertahun-tahun perang dan konflik tidak memungkinkan terjadinya konflik baru.
📌 Solusi diplomatik adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan dan stabilitas.
📌 Masyarakat internasional harus segera campur tangan dan memikul tanggung jawabnya terhadap eskalasi Israel baru-baru ini.
📌 Prioritas pada tahap ini adalah rekonstruksi dan stabilitas, bukan terseret ke dalam konflik yang dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut.
(Sumber: X)
Ahmed Al-Sharaa:
— Levant24 (@Levant_24_) December 14, 2024
📌 The form of authority is left to the decisions of experts and lawyers, and the Syrian people are the ones who decide.
📌 We will form committees and councils concerned with re-examining the constitution.
📌 We have relations with Christians and Druze, and… pic.twitter.com/3fsYtfx99e