Pembebasan Aleppo Dalam Perspektif Gaza
Oleh: Syaikh Yasir Al-Qadri hafizhahullah*
Banyak saudara-saudara kita di Gaza bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di Suriah, apa tujuan dari perang ini, dan apa peran Israel di dalamnya.
Beberapa analisis yang sempit dan menyesatkan seringkali membingungkan mereka, dengan mencoba mengaitkan perang ini sebagai bentuk dukungan terhadap pendudukan Israel.
Untuk saudara-saudara kita di Gaza, saya akan coba menjelaskan situasi Suriah saat ini secara singkat:
(1) Permulaan Perang: Rakyat Suriah hampir berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad yang telah menindas rakyat Suriah dan Palestina selama bertahun-tahun, saat revolusi pecah pada tahun 2011. Namun, Assad meminta bantuan Iran pada tahun 2013, yang kemudian mengirimkan milisi-milisi Syiah dari berbagai negara (Iran-Irak-Afghanistan-dll). Ketika mujahidin hampir berhasil mengalahkan rezim dan milisinya, Assad mengundang intervensi militer Rusia pada akhir September 2015, yang membalikkan keadaan dengan kekuatan udara mereka.
(2) Dampak Intervensi: Akibat intervensi Iran dan Rusia, rezim berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah yang dikuasai kubu pejuang setelah melakukan penghancuran besar-besaran, menggunakan senjata kimia, dan mengusir penduduk asli. Mereka kemudian melakukan perubahan demografi dengan menanamkan penduduk Syiah di wilayah-wilayah yang sebelumnya didominasi Sunni, terutama di Damaskus, Homs, dan Aleppo. Jutaan orang Suriah tewas, ditangkap, atau mengungsi akibat perang ini.
(3) Peta Kendali: Saat ini, peta kendali di Suriah terbagi menjadi tiga bagian utama:
- Rezim Assad: Mengontrol sekitar 2/3 wilayah Suriah, termasuk Damaskus, Homs, Hama, Aleppo, dan pantai Suriah.
- SDF (Pasukan Demokratik Suriah/Kurdi): Didukung oleh Amerika Serikat, mengontrol sekitar 1/4 wilayah Suriah di bagian timur laut, termasuk Qamishli, Deir ez-Zor, dan Raqqa.
- Mujahidin Suriah: Hanya mengontrol sekitar 10% wilayah Suriah, terjepit di wilayah Idlib dan utara Aleppo, dekat perbatasan Turki. (Link: t.me/NORSFS2/78554)
(4) Situasi Saat Ini: Dalam lima tahun terakhir, tidak ada perubahan signifikan dalam peta kendali. Situasi politik menjadi buntu, sementara serangan udara Rusia dan serangan rezim Assad terus berlanjut. Mujahidin terus melakukan persiapan, sementara wilayah yang mereka kuasai berusaha untuk membangun sistem pemerintahan yang lebih baik.
(5) Peluang Emas bagi Revolusi Suriah: Dengan perubahan situasi di kawasan setelah kemenangan Badai Al-Aqsa, melemahnya normalisasi Arab-Israel, serangan besar terhadap milisi Iran dan Hizbullah di Lebanon, perubahan sikap pemerintahan Amerika Serikat, dan fokus Rusia pada perang Ukraina, serta menurunnya dukungan finansial untuk rezim Assad, maka terbuka lebar kesempatan bagi revolusi Suriah.
(6) Waktu yang Tepat untuk Memulai Serangan: Para pejuang sengaja memulai serangan besar-besaran setelah perjanjian gencatan senjata di Lebanon (antara Hizbullah-Israel), agar tidak mempengaruhi perjuangan rakyat Gaza. Meskipun tidak ada alasan bagi Hizbullah dan milisi Iran untuk berada di Suriah saat konflik sedang berkecamuk di Lebanon selatan.
(7) Keberhasilan Awal Serangan: Serangan dimulai dari pedesaan barat Aleppo menuju kota Aleppo. Setelah berhasil menembus garis pertahanan pertama musuh, ratusan pejuang melancarkan serangan besar-besaran mirip dengan Badai Al-Aqsa, membebaskan dan menyisir pedesaan barat Aleppo. Akhirnya, pasukan musuh runtuh dan para pejuang berhasil merebut penuh Aleppo. Serangan kemudian meluas ke daerah selatan Idlib dan utara Aleppo, sehingga total wilayah yang berhasil dibebaskan mencapai sekitar 1000 km persegi.
(8) Upaya SDF dan Ambisi Israel: Perlu diketahui bahwa SDF (Pasukan Demokratik Suriah/Kurdi) yang didukung Amerika Serikat sedang bersiap untuk mengambil alih wilayah-wilayah yang kosong ini. Beberapa pejabat Turki menyebutkan adanya ambisi Israel untuk mencapai perbatasan Turki, yang dapat terwujud jika SDF yang merupakan sekutu Israel terus meluas ke timur Suriah, sementara Israel masuk dari selatan menuju pangkalan militer Amerika Serikat di Al-Tanf yang berbatasan dengan Irak.
(9) Reaksi Israel dan Amerika Serikat: Israel menunjukkan kekhawatiran terhadap perkembangan ini, sementara Amerika Serikat mencoba menghubungkan kehadiran militernya yang ilegal di Suriah dengan dalih memerangi ISIS. Namun, tindakan cerdas para pejuang setelah merebut Aleppo dan pernyataan komandan perang menunjukkan kemampuan mereka dalam mementahkan alasan-alasan tersebut.
(10) Koneksi antara Gaza dan Suriah: Hubungan yang kuat antara operasi Badai Al-Aqsa dan operasi pejuang Surian Rad'ul 'Udwan (Melawan Agresi) menunjukkan solidaritas antara rakyat Gaza dan para pejuang Suriah. Beberapa pejuang dari Gaza bahkan turut gugur dalam pertempuran di Aleppo, dan banyak pejuang Suriah yang mengenakan lencana HAMAS selama pertempuran. Ini membuktikan bahwa perjuangan mereka adalah satu kesatuan.
________________
*Syaikh Yasir Al-Qadri hafizhahullah adalah seorang Ulama dari Ghauthah Timur Damaskus, pernah menjadi panglima dari brigade Syababul Huda dan ketua Persatuan Islam Gauthah Timur (saat ini bermukim di Turki)