Hari Senin, tanggal 14 Jumadil Ula 1424 bertepatan tanggal 14 Juli 2003, Imam Masjid Oklahoma di AS, menerima surat dari pemerintah negara bagian, yang memberikan ijin untuk pemakaman muslim di Oklahoma (Oklahoma Muslim Cemetery). Surat itu adalah buah penantian umat Islam selama 5 tahun.
Beberapa hari setelahnya, sang Imam menerima telpon dari seorang wanita, "Ibu saya meninggal dan dia harus dikuburkan". Imam bertanya, "Maaf, apakah anda muslim?". Wanita itu menjawab, "Bukan, tapi ibu saya yang muslim". Imam berkata, "Baik, kamu bisa datang ke tempat saya".
Maka wanita itu pun bertemu dengan sang Imam. Dia menceritakan bahwa ibunya adalah muslim dari Cina. Ibunya baru datang pekan lalu dari Cina setelah sekian puluh tahun meninggalkan suami dan anaknya. Sang ibu meninggalkan mereka karena suaminya murtad.
Sang anak yang sudah itu besar ingin bertemu ibunya, meski dia dibesarkan sebagai non muslim. Dia pun mengatur perjalanan ibunya yang sudah tua itu. Ketika mendarat di Amerika, ibunya mengambil buku telpon (yellow-page), lalu merobek di satu halaman. Dia lalu memberikan kertas itu kepada anaknya dan berpesan, "Jika terjadi sesuatu kepada ibu, hubungi orang-orang di nomor ini. Mereka adalah saudara-saudara saya". Sang anak melihat nomor yang ditunjuk ibunya: nomor telepon Islamic Center di Oklahoma. Setelah sepekan berada di rumah anaknya, sang ibu pun meninggal. Dia lalu teringat dengan nomor yang diberikan ibunya.
Sang Imam yang mendengar kisah wanita dihadapannya yang merupakan anak dari ibu yang meninggal tersebut, kemudian mengatur pemakaman pada hari Jum'at. Selepas sholat Jum'at, seluruh jamaah ikut mengantar jenazah ke pemakaman. Sang anak heran terkejut dengan begitu banyaknya orang yang mengantar ibunya. Sang Imam menjelaskan bahwa mereka adalah saudara-saudara ibunya (saudara seiman). Dia pun menangis mendengarnya.
Setelah pemakaman, sang anak memberikan secarik kertas kepada sang Imam. "Tolong tunaikan wasiat ibu saya", katanya. Sang Imam membaca kertas tersebut yang bertuliskan huruf Arab yang terputus-putus. Sang Imam menangis membaca tulisan tersebut. Sang anak dan ayahnya (bekas suami wanita tua tersebut) menanyakan apa isi tulisan itu.
Kertas itu ternyata berisi doa yang artinya "Ya Allah bimbinglah anak-anakku". Anaknya yang mendengar hal tersebut menangis. Pada momen itu, sang anak menyatakan masuk Islam.
Sang ayah bertanya kepada sang Imam, "Saya ingin dimakamkan di sebelahnya. Berapa biayanya?" Sang Imam menjawab, "Syaratnya adalah 'Laa ilaha illalLah Muhammadur Rasulullah'". Sang ayah pun berkata, "Asyhadu an laa ilaha illalLah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah".
Keduanya, anak dan ayah, kembali menjadi muslim sebelum meninggalkan makam seorang wanita yang menjadi penghuni pertama pemakaman itu.
Masya Allah...
(Diceritakan oleh Dr. Walid Basyouni, Imam Islamic Center Clear Lake, California, AS)