Bahkan selevel Menteri, jawabannya cuma mentok: beda negara, beda kebijakan.
Atau butuh staf ahli, staf khusus, utusan, jubir, jubir dari jubir untuk menjawab pertanyaan recehan wartawan ini?
Baiklah saya yg jawab.
Kenapa PPN di Indonesia naik, di Vietnam malah turun? Simpel, Pak Menteri, karena kualitas pejabatnya yg beda. Beda negara, beda mutu pejabatnya.
Di negara orang, mereka lebih pinter. Mereka tahu jurus kebalikan. Bahwa naikin PPN memang secara jangka pendek menambah penghasilan negara, tapi secara jangka panjang belum tentu.
Mereka memilih memperbaiki ekosistem perekonomiannya, agar menarik investor-investor kakap seperti Apple, NVIDIA, dll.
Dus, saat ekonomi meroket, meskipun pajak turun, tetap ujungnya pendapatan negara lebih tinggi.
Di negara Indonesia, pejabatnya nggak mikir, lebih suka omon-omon.
Teori kebalikannya benar-benar tidak masuk akal. Mari berhemat anggaran, eh dia bikin Kementerian 48 buah, entah dari mana coba logika ini masuk?
Jagoan pilkadanya kalah di Jakarta, mari kita buat gubernur dipilih DPRD.
Bayangkan, mutu pejabat-pejabat ini, reaktif atas kekalahan kelompoknya.
Paham, pak Menteri?
Beda negara, beda kualitas pejabatnya.
Ada yg ori, ada yg KW1 hasil nepo, KW2 hasil dinasti politik, KW3 hasil menjilat (dulu mencaci Prabowo, sekarang jilat-jilat).
(By TERE LIYE)
*fb