Macan Itu Ditaklukan Oleh Kucing Lebak Bulus
Oleh: Geisz Chalifah
19 Agustus di Markas pemenangan Anies, teman-teman berkumpul di satu ruangan melihat acara Deklarasi melalui saluran TV.
Deklarasi pencalonan itu dirayakan sebagai deklarasi kemenangan. Sudah tak ada kemungkinan calon dari Partai lain bisa mengajukan calonnya.
Suasana itu adalah perayaan hasil dari usaha penjegalan Anies. Buah dari Pembegalan aspirasi warga JKT.
Saya mendengar suara teman - teman di dalam ruangan itu secara bersama semacam suara protes. Ketika Fahri Hamzah berpidato dengan jumawa. Yang baru belakangan saya mendengar pidato utuhnya. Dia bicara dengan mendeskkreditkan Anies Baswedan.
Yang tak ada di situ.
Tak diberi kesempatan untuk dipilih oleh warga Jakarta pendukungnya. Masih pula diperlakukan sedemikian rupa oleh si BACOT GEDE Fahri Hamzah.
Saya tak mau masuk ruangan itu, saya tentu saja murka, marah tapi tak bisa melakukan apapun.
Puluhan WA bernada protes saya terima. Terutama dari emak-emak pendukung Anies. Mereka seperti menjerit dalam kesedihan.
Ada suasana kepiluan bersama melihat perilaku para pembegal demokrasi, pembegal aspirasi warga Jakarta.
Hari berlalu, proses kampanye Pilkada berlangsung. Suasana di bawah biasa saja seolah tak ada Pilkada. Tak ada keseruan di warung, di antara berbagai pertemuan. Pilkada Jakarta seolah tak menjadi isu penting.
Warga tak membahasnya apalagi berdebat tentang calon2 terbaik. Secara tak langsung mereka berkata: BODO AMAT.
Apatisme menjangkiti sebagian besar warga Jakarta.
Lalu menjelang dua minggu terakhir masa Kampanye selesai.
Anies berkata: Kita bantu Mas Pram dan Bang Doel.
Saya pribadi mengartikannya: Ini waktunya PEMBALASAN.
Hari ini KPUD mengumumkan hasil perhitungan suara.
Koalisi Ikut Majikan bersama macan luluh lantak. Dikalahkan dengan telak. Mereka hanya unggul di dua kecamatan.
Kesombongan Fahri Hamzah yang berpidato berapi - api. Tertelan oleh angka-angka pemilh.
Macan tidur yang dibangunkan itu ditaklukan oleh Kucing Lebak Bulus.
(fb)