Kunci Kemenangan Pramono Anung di Pilkada Jakarta: Anak Abah dan Jakmania
Poin Penting:
➤Suara pendukung Anies Baswedan menjadi salah satu kunci kemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam pemilihan Gubernur Jakarta.
➤Terbelahnya suara PKS menjadi salah satu faktor kemenangan Pramono dan Rano. Mesin partai pendukung Ridwan Kamil ditengarai tak bergerak.
➤Pemilih PKB dan NasDem yang menyokong Ridwan Kamil pun lebih banyak memilih Pramono ketimbang Ridwan.
➤Dukungan Prabowo Subianto terhadap Ridwan Kamil di Jakarta tak begitu berpengaruh.
***
MESKI sudah menjadi kader PKS selama 25 tahun, Irlan Alarancia memutuskan memilih calon Gubernur Jakarta dari PDIP, Pramono Anung, di bilik suara pada 27 November 2024. Irlan kecewa karena PKS tak jadi mengusung Anies Rasyid Baswedan.
Kekecewaan pendiri Jakmania Garis Keras—salah satu elemen The Jakmania, suporter Persija Jakarta—itu makin menjadi lantaran PKS mendukung mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan bergabung dengan KIM. Irlan menuding koalisi partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itulah yang menjegal langkah Anies maju dalam pemilihan. “Saya harus melawan dengan cara memilih Pramono,” katanya pada Kamis, 28 November 2024.
Irlan sempat bertekad mencoblos gambar semua calon ketika Anies tak jadi diusung PDIP. Belakangan niat itu berubah karena dia khawatir Ridwan Kamil bakal memenangi pemilihan. Ia kemudian mengajak orang-orang yang dikenalnya untuk memilih Pramono Anung-Rano Karno meskipun belum pernah bertemu.
Nuraeni, warga Rawasari, Jakarta Pusat, juga mengurungkan niat memilih calon gubernur yang diusung PKS sejak partai itu batal menyorongkan Anies. Perempuan 40 tahun itu lantas bertekad akan mencoblos gambar calon Gubernur Jakarta mana pun yang didukung Anies.
Nuraeni menjadi Anak Abah—sebutan untuk pendukung Anies—sejak pemilihan Gubernur Jakarta pada 2017. Bahkan Nuraeni memilih PKS dalam pemilihan legislatif Februari lalu karena partai tersebut menyokong Anies dalam pemilihan presiden 2024. Setelah Anies mendeklarasikan dukungannya kepada Pramono-Rano pada Kamis, 21 November 2024, Nuraeni pun tak ragu memilih pasangan itu di bilik suara. “Saya pilih mereka karena Anies,” ujar Nuraeni pada Jumat, 29 November 2024.
Suara dari Anak Abah seperti Irlan dan Nuraeni menjadi salah satu kunci kemenangan Pramono dan Rano dalam pemilihan Gubernur Jakarta.
Direktur Eksekutif SMRC Deni Irvani mengatakan, berdasarkan data exit poll lembaganya, sebanyak 55 persen pemilih Anies dalam pemilihan Gubernur Jakarta 2017 dan 57 persen Anak Abah pada pemilihan presiden 2024 mencoblos. Total responden sebanyak 600 orang yang ditanya di luar bilik suara begitu selesai mencoblos.
Sementara itu, pemilih Anies dalam pemilihan presiden lalu yang memilih RK-Suswono hanya 34 persen. Padahal Ridwan dan Suswono disokong oleh PKS.
Terbelahnya pemilih PKS juga menjadi salah satu faktor kemenangan Pramono.
Deni Irvani mengatakan pemilih PKS pada Pemilihan Umum 2024 yang memilih Ridwan dan Suswono sebanyak 49 persen. Sebaliknya, mereka yang memilih Pramono dan Rano mencapai 46 persen. “Biasanya pemilih PKS solid mendukung calon dari partainya,” tutur Deni pada Kamis, 28 November 2024.
Menurut Deni, suara PKS bagi Pramono besar karena banyak pemilih mereka yang juga Anak Abah. Banyaknya pemilih PKS yang memilih Pramono, kata Deni, merupakan bentuk protes atas keputusan pimpinan PKS yang meninggalkan Anies. “Batal mendukung Anies meski sudah deklarasi,” ucapnya.
Politikus PKS, Mardani Ali Sera, tak memungkiri jika kemenangan Pramono versi hitung cepat disebut berkat efek Anies Baswedan. “Anies punya efek kuat, itu fakta. Tapi PKS harus maju dan tumbuh,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Kamis, 28 November 2024.
Pemilih PKB dan NasDem yang menyokong Ridwan Kamil pun lebih banyak memilih Pramono ketimbang Ridwan. Dalam exit poll SMRC, Pramono dipilih 57 persen pemilih PKB dan NasDem. Adapun pemilih kedua partai tersebut yang memilih Ridwan Kamil berturut-turut 27 dan 35 persen.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan menyebutkan dua faktor penyebab pemilih PKS, PKB, dan NasDem malah memilih Pramono Anung, bukan Ridwan Kamil. Pertama, efek Anies Baswedan yang mendukung Pramono. Kedua, pemilih di Jakarta lebih rasional dan independen.
Kunci kemenangan Pramono juga ada di The Jakmania. Djayadi Hanan dari Lembaga Survei Indonesia mengatakan pendukung Persija Jakarta di Jakarta sebesar 23 persen dari 8,2 juta pemilih dalam daftar pemilih tetap. “Mayoritas dari mereka tidak memilih Ridwan Kamil, tapi Pramono,” ujarnya.
(Sumber: Majalah TEMPO, 1 Desember 2024)