Jihad di Suriah, awalnya jihad di jalan setan, lalu setelah menang jadi di jalan Tuhan?
Oleh: Ustadz Anshari Taslim
Ada yang mengatakan jihad di Suriah itu awalnya Tidak Syar'iy tapi karena sekarang telah menang maka Jadi Syar'i pada saat operasi pembebasan saja.
Ini jelas pendapat ngawur, yang tak paham diskripsi (tashawwur) masalah yang terjadi.
Padahal kekuatan yang mereka dapatkan sekarang adalah hasil perjuangan sejak awal yang kalian anggap tidak syar'i itu.
Tidak mungkin mereka bisa mencapai kekuatan sekarang kalau tidak melakukan tindakan awal, memangnya kalian pikir bantuan langsung datang dari langit tanpa diusahakan dan dipersiapkan sengan segala dinamika yang terjadi di lapangan.
Ringkasnya di Suriah itu dilakukan daf'us sha`il (melawan penyerang).
Ash-sha`il dalam bab fikih jihad adalah orang yang menyerang ingin membunuh, melukai, atau mengambil harta atau merenggut kehormatan kita.
Maka melawannya ada beberapa keadaan yaitu wajib, sunnah, dan mubah sebagai rukhshah.
Tapi tidak pernah jadi haram.
Makanya Rasulullah mengatakan, "Kalau kamu terbunuh maka kamu syahid".
Artinya orang yang melawan penyerang tidak mesti dia harus seimbang dengan lawan itu.
Seorang wanita yang akan diperkosa oleh 30 orang laki-laki bersenjata sementara wanita ini dalam keadaan lemah maka dia boleh memilih antar menyerah karena lemah atau melawan sampai mati dan dia syahid.
Tidak ada cerita perlawanan wanita itu tidak syar'iy karena dalam keadaan lemah.
Nah, apa yang terjadi di Suriah juga demikian, Perlawanan Bersenjata itu baru muncul ketika Rezim Assad telah represif dengan membunuh dan menangkap sewenang-wenang (pasca aksi demo).
Maka lihat berapa korban penjara dan kuburan massal yang ditemukan? Lebih dari 150.000 jiwa dalam keadaan tulang belulang ditemukan di kuburan rahasia di Damaskus. Itu baru di Damaskus.
Maka perjuangan melawan Rezim di Suriah adalah perjuangan syar'iy sejak awal berlandaskan pada Al-Qur`an surah Al-Hajj ayat 39-40.
Juga hadits Nabi tentang mati membela harta dan nyawa.
Hampir saja Revolusi ini berhasil menumbangkan rezim Assad pada tahun 2013 kalau saja tidak datang bantuan dari Rusia dan Iran, serta datangnya pengacau ISIS.
(*)