Jangan salah ya ikhwah, orang seperti Miftah itu bukan Ulama Suu'. Lalu? Ini sebutannya yang tepat....

Mereka Bukan Ulama Suu'

Salah satu alim rabbani yang membahas tentang ulama suu' adalah Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (semoga Allah meninggikan derajat beliau di sisi-Nya). Dalam kitab beliau yang penuh keberkahan, Ihya 'Ulumiddin, beliau menyatakan:

ونعني بعلماء الدنيا علماء السوء الذين قصدهم من العلم التنعم بالدنيا والتوصل إلى الجاه والمنزلة عند أهلها

Artinya: "Yang kami maksud dengan ulama dunia, adalah ulama suu', yang menjadikan ilmu sebagai alat untuk mendapatkan dunia dan meraih kedudukan di tengah-tengah manusia".

Beliau membahas tentang perbedaan ulama akhirat (a.k.a. ulama rabbani) dengan ulama dunia (a.k.a. ulama suu').

Dan perbedaannya adalah, ulama suu' ini niatnya dalam mencari ilmu keliru, dan ketika dia telah meraih ilmu, dia gunakan itu untuk meraih dunia, dengan menjilat penguasa, dengan mengeluarkan fatwa yang sesuai selera orang yang punya uang dan kuasa meski menyimpang dari kebenaran, mendirikan lembaga penelitian, lembaga studi, institut dan semisalnya untuk menyebarkan paham menyimpang, demi harta, kedudukan maupun pujian manusia.

Kesamaannya? Ulama rabbani dan ulama suu' sama-sama punya ilmu. Namun yang pertama, ilmunya jadi cahaya. Sedangkan yang kedua, wawasannya malah menambah gelap gulita di hatinya.

Lalu para penceramah ngawur yang tidak punya ilmu itu?

Mereka bukan ulama suu'. Mereka juhala ruwaibidhah, yang diangkat oleh orang-orang bodoh, dan ditepuk tangani oleh orang-orang yang tidak kalah bodohnya. Dan pihak-pihak yang menggelari mereka sebagai ulama, telah su'ul adab kepada ilmu dan para ulama sungguhan.

(Ustadz Muhammad Abduh Negara)

Baca juga :