AHMED AL SHARA'A: KAMI TIDAK AKAN TERLIBAT KONFLIK DENGAN ISRAEL
Pernyataan di atas disampaikan oleh Pemimpin tertinggi pemerintahan Suriah yang baru, Ahmad Al Syar'a alias Abu Muhammad Al Jaulani kepada Aljazeera.
Saya yang cuma duduk di depan komputer ini berusaha berhusnuzhon dan mencoba memahami ucapan beliau.
Suriah adalah negeri yang 50 tahun dihancurkan oleh rezim Hafez Assad dan Bashar Assad, prioritas utama saat ini adalah membangun kembali negeri yang porak poranda. Biarlah rakyat Suriah "istirahat" sejenak setelah puluhan tahun dalam ketakutan dan kekejaman rezim Assad.
Adapun pernyataan politik tetaplah politik, tidak bisa hanya diterima secara zhahirnya saja.
Perang adalah tipu muslihat sebagaimana politik, apa yang diucapkan belum tentu yang akan dilakukan. Strategi dan langkah mujahidin di lapangan tentu berbeda dengan kita yang hanya penonton.
Adapun serangan Israel tidak dibalas, tentu banyak sekali sebabnya. Bisa jadi serangan itu adalah pancingan agar HTS membuka front baru dengan Israel padahal front internal Suriah saja belum 100% tuntas. Masih banyak PR yang harus diselesaikan. Rezim Bashar pun belum sepenuhnya tuntas, masih banyak antek-antek Bashar yang bersembunyi.
Yang pasti, masalah Palestina bukanlah masalah Suriah saja, tetapi masalah seluruh umat Islam. Mujahidin Suriah butuh waktu untuk menata kembali kekuatannya, masyarakatnya, pemerintahannya dan berbagai hal yang jauh lebih penting untuk didahulukan ketimbang menyerang Israel.
Ini bukan berarti mereka tidak akan membuka front dengan Israel, tetapi semua langkah pasti ada pertimbangan siyasi (strategi) dan syar'i yang tentu saja mereka lebih paham dibanding kita.
Mereka yang di Suriah jauh lebih tahu apa yang seharusnya mereka lakukan, kewajiban kita yang di sini adalah mendoakan mereka karena do'a adalah senjata orang mukmin.
Israel adalah pihak yang paling dirugikan dengan runtuhnya rezim Bashar karena selama ini Bashar dan para pemimpin Arab justru menjadi "tameng" Israel menghadapi mujahidin, seperti dilakukan oleh Raja Abdullah dari Yordania, Presiden Mesir Abdul Fattah Al Sisi dan pemimpin Arab lainnya.
Oleh karena itu Israel berkepentingan untuk memancing HTS agar membuka front baru karena dengan dibukanya front baru dengan Israel, maka fokus pembenahan di dalam negeri Suriah akan terpecah. Bahkan tidak mungkin akan membangkitkan kembali sel-sel rezim Bashar.
Selain itu, harus diakui bahwa secara militer persenjataan HTS sangat jauh dibandingkan persenjataan Israel yang sangat lengkap.
Pertolongan Allah pasti akan datang, namun semua tidak akan terjadi tanpa pertimbangan strategi yang matang baik secara syar'i maupun siyasi.
ِاهل البلد ادرى بشعابها
"Penduduk suatu negeri lebih tahu tentang kondisi rakyatnya."
Wallahu Ta'ala A'lam.
(Abu Izzuddin)