GEGERAN NAHDLATUL ULAMA
◼Nahdlatul Ulama digoyang isu muktamar luar biasa. Rentan terjadi dualisme karena perbedaan faksi politik yang meruncing.
◼Sebanyak 40 perwakilan pengurus dan mantan pengurus wilayah Nahdlatul Ulama menggelar pra-muktamar luar biasa di Surabaya.
◼Gus Yahya menyatakan muktamar luar biasa NU bukan aspirasi pengurus wilayah dan cabang NU se-Indonesia.
◼Friksi dan konflik kepentingan di NU muncul karena perbedaan faksi politik.
SEBANYAK 40 perwakilan pengurus dan mantan pengurus wilayah serta cabang Nahdlatul Ulama (NU) mengikuti diskusi kelompok terfokus di JW Marriott Hotel Surabaya, Jawa Timur.
Pertemuan tersebut digelar oleh Presidium Penyelamat NU secara hybrid—daring dan luring—pada Selasa, 17 Desember 2024. Dalam pertemuan itu mereka menyampaikan unek-uneknya.
Diskusi bertema "Evaluasi Kinerja 3 Tahun PBNU Masa Khidmat 2022-2027: Seberapa Mendesak Muktamar Luar Biasa (MLB) NU?" itu berlangsung selama tiga jam.
Dalam agenda yang diikuti Tempo tersebut, tampak sejumlah kader, pengurus, dan ulama NU dari Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Papua mengeluhkan kepemimpinan Yahya Cholil Staquf di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sejak 2022.
Koordinator Presidium Penyelamat NU Abdussalam Shohib mengatakan presidium sengaja menjalin komunikasi tertutup dengan pengurus wilayah dan pengurus cabang NU (PWNU dan PCNU) sebelum MLB.
Tujuannya, kata mantan Wakil Sekjen PBNU itu, agar MLB berjalan dengan mulus dan efektif tanpa intimidasi.
Menurut Abdussalam, urgensi menggelar MLB adalah mengembalikan pengelolaan PBNU sesuai dengan nilai, doktrin, dan substansi yang disampaikan pendiri NU, Hasyim Asy’ari, dalam mukadimah aturan dasar organisasi.
"Kami melihat hari ini ada mismanajemen dan perilaku, khususnya pengurus inti dan teras PBNU, yang tidak sesuai dengan nilai itu," kata Abdussalam melalui pesan suara kepada Tempo pada Selasa, 17 Desember 2024.
Mantan Wakil Ketua Umum PWNU Jawa Timur ini mengungkapkan bahwa MLB memang harus digelar dari struktur PWNU dan PCNU. Karena itu, presidium menggelar konsolidasi agar syarat secara legal/formal MLB dapat terpenuhi.
(Sumber: TEMPO)