DIAKUI ATAU TIDAK, MEREKA TETAP YANG LEBIH BAIK...

DIAKUI ATAU TIDAK, MEREKA TETAP YANG LEBIH BAIK...

Bagaimanapun juga, seorang Mujahid yang berjuang di jalan Allah Azza wa Jalla dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan menolong kaum muslimin yang tertindas, itu kedudukannya lebih baik dibandingkan dengan orang-orang beriman lainnya.

Allah Azza wa Jalla berfirman,

لَّا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا

"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar." (QS. An-Nisa: 95)

Mereka punya kekurangan? Yaaa.... Tentu, sebagai manusia biasa. 

Tapi mereka punya kelebihan yang sangat buanyaaak dibanding kita-kita yg tidak membersamai mereka, apalagi dibanding saya, insan yang banyak dosanya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata:

قِيْلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا يَعْدِلُ الْجِهَادَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَالَ : لَا تَسْتَطِيْعُوْنَهُ. قَالَ : فَأَعَادُوْا عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا . كُلُّ ذَلِكَ يَقُوْلُ : لَا تَسْتَطِيْعُوْنَهُ. وَقَالَ فِيْ الثَّالِثَةِ : مَثَلُ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللهِ  لَا يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَلَا صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى

Dikatakan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Amalan apa yang setara dengan jihad fî sabîlillâh?" Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Kalian tidak bisa (mengerjakan amalan yang setara dengan jihad).” Para shahabat mengulangi pertanyaan tersebut dua atau tiga kali, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap menjawab, “Kalian tidak bisa.” Kemudian pada kali yang ketiga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allâh itu seperti orang yang berpuasa, shalat, dan khusyu’ dengan (membaca) ayat-ayat Allâh. Dia tidak berhenti dari puasa dan shalatnya sampai orang yang berjihad di jalan Allâh Subhanahu wa Ta’ala itu kembali.”

Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahîh-nya (no. 1878); Ibnu Abi Syaibah (no. 19542); Ibnu Hibbân (no. 4608-at-Ta’lîqâtul Hisân ‘ala Shahîh Ibni Hibbân); Tirmidzi dalam Sunan-nya (no. 1619); Ahmad dalam Musnad-nya (II/424); al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 2612).

Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Silsilah al-Ahâdîts as-Shahîhah (no. 2896).

(Abu Sumayyah)

Baca juga :