Dari akun X Warfare Analysis @warfareanalysis (terjemahannya):
Analisis objektif tentang situasi terkini di Suriah
Apakah Netanyahu memberi lampu hijau kepada oposisi Suriah untuk melakukan serangan?
Operasi oposisi di Aleppo bukanlah bukti bahwa mereka menerima perintah dari kaum Zionis. Malah, hal itu menunjukkan kebalikannya karena mereka menunggu hingga gencatan senjata (Israel-Hizbullah Lebanon).
Mereka melaksanakan operasi setelah gencatan senjata Israel dengan Hizbullah, sehingga mereka tidak akan dicap sebagai "pendukung kaum Zionis."
Keputusan untuk melakukan serangan secanggih itu tidak dapat dibuat dalam satu hari. Kemungkinan besar sudah direncanakan selama berbulan-bulan.
Bagaimana posisi semua orang?
1. UEA dan Arab Saudi mendukung Assad, tetapi tidak sampai ia (Assad) menjadi terlalu kuat, tetap menjadi sekutu Iran, dan terus mengizinkan rute mempersenjatai Hizbullah, dan tidak pula terlalu lemah hingga pemberontak menang dan mendirikan demokrasi yang berlandaskan hak rakyat sesuatu yang mereka (Saudi-UEA) anggap sebagai mimpi buruk mereka.
Itulah sebabnya, pada awal revolusi Suriah, mereka (Saudi cs) melakukan segala cara untuk mengubahnya menjadi konflik bersenjata, mendukung banyak faksi, dan meminta ulama mereka (Ulama Salafi Saudi) mengeluarkan fatwa jihad. Mereka (Saudi) kemudian menarik diri (tidak lagi membantu mujahidin Suriah), menciptakan perpecahan untuk melemahkan oposisi Suriah.
2. Rusia menjamin Netanyahu bahwa kehadirannya (kehadiran pasukan Rusia) di Suriah akan memastikan tidak ada serangan terhadap Israel dari wilayah Suriah.
3. AS dan kaum liberal mendukung suku Kurdi (komunis) dan gerakan sekuler, karena mimpi buruk mereka adalah para pemberontak (mujahidin Suriah) berhasil dan mendirikan negara Islam.
4. Israel tidak ingin Assad jatuh; ia adalah kepala negara yang sempurna bagi Suriah, terlalu lemah untuk membalas dan terlalu kuat untuk digulingkan. Jika Israel ingin membunuhnya, mereka akan menargetkan istananya (dan sangat mudah bagi Israel).
Serangan udara Israel di Suriah terutama difokuskan pada sekutu atau milisi Iran yang diduga terkait dengan Iran, dengan sesekali jatuhnya korban di antara perwira militer Assad. Serangan udara Israel ini terutama bertujuan untuk menekan Assad agar berhenti memfasilitasi jalur persenjataan Hizbullah.
5. Ketakutan terbesar Turki adalah separatis Kurdi.
Mereka menginginkan perbatasan Suriah yang kuat untuk menahan mereka (menahan serangan Kurdi), baik di wilayah yang dikuasai Assad maupun yang dikuasai pemberontak (mujahidin).
Turki bahkan telah menekan pemberontak (mujahidin Suriah) agar menahan diri dari menyerang wilayah yang dikuasai rezim Assad.
Lampu hijau Turki ini (serangan Aleppo) datang hanya setelah Assad menolak bertemu Erdogan untuk mencari resolusi krisis Suriah di bawah tekanan UEA.
Keuntungan yang akan diperoleh Turki dari hal ini (pembebasan Aleppo dll) adalah untuk mengirim lebih dari satu juta pengungsi Suriah kembali ke rumah mereka (di Suriah) jika pemberontak (mujahidin) merebut kota-kota dari rezim Assad.
6. Iran menginginkan rezim Assad yang kuat untuk memastikan kelanjutan rute senjata Hizbullah.
7. Faksi Palestina: Belum ada pernyataan resmi mengenai operasi Aleppo baru-baru ini dari Hamas atau Jihad Islam, kecuali PFLP (berhaluan komunis/sosialis) yang mengutuknya dan melabeli pemberontak sebagai teroris.
Hal ini sudah diduga, karena PFLP dan Partai Ba'ath (Partainya Presiden Assad) memiliki prinsip yang sama, yaitu pan-Arabisme dan sosialis (di atas kertas).
Ini adalah situasi yang rumit, dan mereduksinya hanya menjadi persoalan kesukuan adalah bodoh.
Catatan: Saya tidak mendukung pihak mana pun di Suriah.
👇👇
Objective analysis of the current situation in Syria
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) November 30, 2024
Did Netanyahu give the green light to the Syrian opposition to carry out their attack?
The opposition’s operation in Aleppo is not proof they are taking orders from Zionists. In fact, it indicates the opposite because they… pic.twitter.com/dD6PFfKAqF