By Ismailoğlu Pasha*
Diktator Arab seperti Assad adalah alat penting dalam mempertahankan status quo di kawasan tersebut, status quo yang secara langsung menguntungkan Israel. Mereka berfungsi sebagai penegak keseimbangan ini, memastikan bahwa setiap kekuatan alternatif yang mungkin mengganggu dominasi Israel akan segera dihukum.
Bagi Israel, selama blok-blok yang bersaing terkunci dalam perang gesekan, mereka akan tetap lemah, dan keseimbangan kekuatan tetap utuh. Namun, jika alternatif memperoleh kekuatan yang cukup untuk menantang tatanan ini, potensinya untuk mengancam keamanan Israel akan segera mendorong respons oleh Israel dan sekutunya untuk menetralisirnya dan memulihkan keseimbangan regional.
Dalam konteks ini, diktator Arab, baik secara sadar maupun tidak, bertindak sebagai pelindung Israel yang paling efektif. Blok Sunni yang menang dan bersatu di Suriah menimbulkan ancaman terbesar bagi kepentingan Israel.
Saat ini, Israel puas dengan konflik yang sedang berlangsung dan dengan para pemberontak yang maju menuju kota-kota penting seperti Homs dan kemungkinan Damaskus. Jika alternatifnya, atas kehendak Allah, berhasil membebaskan kota-kota ini, Israel dan sekutunya niscaya akan campur tangan. Mereka menginginkan eskalasi dan konflik yang berkelanjutan, mereka menoleransi Assad karena rezimnya menjaga keseimbangan regional demi kepentingan mereka, tetapi mereka tidak akan memperluas toleransi ini kepada alternatif yang mengancam perbatasan atau dominasi mereka.
Saya harap ini memberikan kejelasan mengapa Israel melihat Assad sebagai pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan alternatifnya.
*👇
Arab dictators like Assad are crucial tools in maintaining the status quo in the region, a status quo that directly benefits Israel. They function as enforcers of this equilibrium, ensuring that any alternative forces which might disrupt Israeli dominance are swiftly punished.… pic.twitter.com/YC6qmGBFf8
— Ismailoğlu Pasha (@IsmailogluF) December 5, 2024