Tere Liye: Seorang yang diharapkan jadi harimau, ternyata mengembek


Presiden itu adalah milik seluruh warga negara. Mendukung seluruh warga negara. Melindungi. Mengayomi.

Bahkan saat dia kebetulan ketua partai, maka saat dia dilantik jadi Presiden, dia adalah pemimpin seluruh bangsa dan negara. Wah, repot sekali jika seorang presiden hanya mendukung kelompoknya saja. Prinsip-prinsip ini adalah nilai moral, etika yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Maka, saat pilkada berlangsung, secara moral dan etika, Presiden seharusnya mendukung semua anak bangsa yang berkompetisi dengan fair, transparan dan terbuka. Tapi itu asumsi jika presidennya punya prinsip-prinsip baik ini. Kalau tidak? Dia akan egois, keras kepala, pun orang-orang disekitarnya, jago sekali ngeles membenarkan ulah ini. Demi kelompoknya menang.

Bahkan, dia mau-mau saja 'merendahkan' dirinya, memohon, "Sayaaa mohooon dengaaaan sangaaaat, berilaaaah suaramuuu...." Sedih sekali melihat video ini. Seorang yg diharapkan jadi harimau, ternyata mengembek.

Lantas kenapa Presiden harus segitunya? Di provinsi-provinsi lain, dia paling hanya memperlihatkan foto bareng cagub. Yang satu ini dia memohoooon banget?

Nah, ini yang menarik. Apakah karena ini pilkada Jawa Tengah? Tempat Jokowi dan keluarganya tinggal? Kan repot jika gubernur terpilih, penguasa provinsi itu mendadak rese sama Jokowi dan keluarganya, bukan? Lebih-lebih ini cagub dari partai PDIP, yg penuh luka atas ulah Jokowi dan anak mantunya?

Pak Prabowo, Pak Jokowi, dan fans-fansnya, tenang saja. Jagoan kalian itu akan menang. Nggak usah cemas loh. Cukup tunjukkan jika memang berkualitas, memang punya visi misi, rencana kerja, dll. Ayolah, masa' 20 tahun pemilu langsung, kita hanya muter-muter saja jualan 'orang tua', 'partai', 'dukungan orang lain'. Lebih-lebih, jualan bansos, sembako, amplop. Aduh.

Semoga rakyat ini tambah pinter. Pejabat-pejabat juga punya moral dan etika. Atau, besok lusa, situasi kita ini tambah kacau, kan nggak asyik membayangkan, jika ada yg semakin cemas kelompoknya kalah, itu presiden bisa tersungkur sujud ke kaki-kaki rakyat, memohooon, pilihlaaah caguuub sayaaaaa.

(Tere Liye)

Baca juga :