[PORTAL-ISLAM.ID] Anggota Kongres Partai Demokrat Rashida Tlaib mengalahkan lawannya dari Partai Republik dalam pemilihan distrik kongres ke-12 Michigan pada hari Selasa (5/11/2024), mengamankan masa jabatan keempat sebagai satu-satunya wanita Palestina-Amerika di Kongres AS.
Tlaib mengamankan 77 persen suara, mengalahkan James Hooper dari Partai Republik yang hanya menerima 19 persen suara.
Kemenangannya terjadi di tengah latar belakang perang Israel di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 43.000 warga Palestina dan telah didukung secara diplomatik dan militer oleh pemerintahan Biden-Harris selama lebih dari setahun.
Tlaib telah menjadi kritikus vokal perang tersebut, menyerukan AS untuk menahan pengiriman senjata ke Israel.
Tlaib secara demonstratif menentang PM Israel Netanyahu saat pidato di Kongres AS. Selama Netanyahu pidato, Tlaib mengacungkan papan tulisan "GUILTY OF GENOCIDE" (BERSALAH MELAKUKAN GENOSIDA), "WAR CRIMINAL" (PENJAHAT PERANG).
Penentangannya terhadap perang di Gaza dan dukungannya terhadap protes pro-Palestina di kampus-kampus universitas telah menuai kritik keras dari Partai Republik maupun Demokrat.
Pada bulan Juni, jaksa agung Michigan, Dana Nessel, menuduh Tlaib antisemitisme, mengklaim bahwa anggota kongres Palestina-Amerika itu mengatakan Nessel menargetkan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Michigan karena beragama Yahudi.
Tlaib tidak pernah membuat komentar seperti itu, yang kemudian telah diperiksa faktanya dan dibantah oleh berbagai media berita dan sumber.
Setelah pertama kali terpilih menjadi anggota DPR pada tahun 2018, Tlaib dengan cepat menjadi terkenal secara nasional, menjadi salah satu dari dua wanita Muslim pertama di Kongres.
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada Oktober 2023, Tlaib telah mengkritik dukungan AS terhadap perang tersebut, yang sering kali mengundang kemarahan dari rekan-rekannya di kedua kubu.
Pada November 2023, DPR memberikan suara untuk mengecam Tlaib, dengan meloloskan tindakan yang menuduhnya "mempromosikan narasi palsu mengenai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel dan menyerukan penghancuran negara Israel".
Salah satu pernyataan yang membuatnya dikecam adalah saat menjelaskan nyanyian "From The River To The Sea (dari sungai ke laut)", yang ia gambarkan sebagai "seruan aspiratif untuk kebebasan, hak asasi manusia, dan hidup berdampingan secara damai, bukan kematian, kehancuran, atau kebencian".
“Tidak ada pemerintah yang tidak dapat dikritik. Gagasan bahwa mengkritik pemerintah Israel adalah antisemit merupakan preseden yang sangat berbahaya dan telah digunakan untuk membungkam berbagai suara yang menyuarakan hak asasi manusia di seluruh negara kita," kata Tlaib saat itu.
(Sumber: MEE)