Oleh: Ustadz Abdullah Al Jirani
Beberapa kali kami menemukan data valid di kitab-kitab karangan para cendikiawan dan dai Muhammadiyah, bahwa ketika bershalawat kepada Nabi saw, mereka menggunakan redaksi "sayyidina".
Contohnya di "Kitab Ngakoid", karya Ustad KH. Djazoeli Abdoelah Masgoet, hlm. (5).
Ini menunjukkan, bahwa Muhammadiyah tidak anti dengan penggunanan lafadz "sayyidina", sebagaimana diasumsikan oleh sebagian pihak. Bahkan amaliah ini masyhur (sangat dikenal) di intern mereka.
Di dalam Muqodimah Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah jilid 1 juga ada kata سيدنا , kecuali dalam tahiyyat shalat.