Kembalinya Kekhalifahan Sokoto

[PORTAL-ISLAM.ID]  Sejarah mencatat bahwa pada awal abad ke-19, al-Imam al-‘Allamah al-Faqih Utsman Dan Fodio (Imam Malik-nya benua Afrika) memimpin sebuah revolusi besar yang disebut sebagai "Jihad Fulani". Dinamakan sebagai jihad Fulani karena yang melakukannya adalah suku Fulani, sebuah suku muslim yang selalu menjadi korban kezaliman para penguasa lokal ketika itu.

Konon gerakan ini terpengaruh dengan dakwah Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab meskipun akidah resmi gerakan ini adalah Asya'irah. Mereka dikenal tegas dalam memberantas kesyirikan dan kebidahan. Syaikh ‘Utsman Dan Fodio memiliki berbagai kitab dalam hal ini yang juga menjadi rujukan berbagai ulama Salafi di negeri Afrika.

Akhir dari jihad Fulani tersebut adalah berdirinya sebuah negara khilafah Islam yang merdeka dan menerapkan syariat Islam yang dikenal sebagai Daulah Khilafah fi Biladis Sudan atau lebih dikenal dengan sebutan Kekhalifahan Sokoto.

Batas-batas kekhalifahan adalah bagian dari wilayah Kamerun, Burkina Faso, Niger, dan Nigeria saat ini. Pada tahun 1837, Kekhalifahan Sokoto memiliki populasi sekitar 10-20 juta orang, menjadi kawasan terpadat di Afrika Barat. 
Pada abad ke-19, Kekhalifahan ini merupakan salah satu negara terbesar dan terkuat di Afrika Sub-Sahara sebelum akhirnya ditaklukan oleh Britania Raya pada tahun 1903.

Setelah Britania mengambil alih kekuasaan, otoritas politik kekhalifahan dihapuskan dan negara ini menjadi bagian dari Protektorat Nigeria Utara.

***

Kini jihad Fulani kembali menggelora. Suku-suku Fulani memberikan baiat mereka kepada Jama'ah Nushratul Islam wal Muslimin, cabang dari Al-Qaeda Maghrib yang berbaiat kepada Thaliban Afghanistan. 

Jihad Fulani kali ini sama-sama menggunakan mazhab Maliki, namun akidahnya kini secara umum adalah Salafi. Sama-sama juga terinspirasi dari dakwah Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab meski secara tidak langsung.

Peperangan yang dilakukan oleh suku-suku Fulani bukanlah melawan sesama muslim, namun melawan pasukan Rusia dan sekutu-sekutu mereka. Bukan tidak mungkin jika nantinya gerakan ini akan berhasil mendirikan sebuah negara kekhilafahan Islam dengan wilayah yang luas, sebagaimana pendahulu mereka melakukannya.


Baca juga :