Oleh: Pega Aji Sitama
Ini sebuah prediksi saja, suatu kondisi bagaimana IsraeI bisa dikalahkan dan akhirnya bubar. Para imigran yang berasal dari Eropa berhamburan naik kapal.
Pertama, Amerika dilanda perang saudara.
Kedua, Raja Yordania tumbang oleh rakyatnya sendiri. Militer dan persenjataan diambil alih oleh warga Yordania keturunan Palestina. Karena selama ini warga keturunan Palestina sulit mendaftar jadi anggota militer Yordania, karena perjanjian dengan Mossad. Ada sekitar tiga juta warga Palestina di Yordania, sebagian besarnya berlokasi di bagian barat laut negara tersebut, terutama di wilayah Amman, Zarqa, dan Irbid.
Ketiga, rezim Basyar al-Assad di Suriah juga tumbang, sehingga Suriah menjadi jalur terbuka. Selama ini kaum Syi'ah membuat propaganda bahwa Assad adalah pembela Palestina, tapi faktanya omong kosong. Bahkan Assad menelantarkan Syi'ah Hizbullah yang sudah mati-matian membelanya.
Suriah jika dikuasai kelompok pejuang Sunni, bisa memprovokasi IsraeI dari daerah Golan agar masuk jebakan menginvasi Suriah. IsraeI dijebak dalam perang panjang mematikan yang sangat menguras kemampuan mereka. Di sisi lain, Suriah membuka diri pada para sukarelawan mujahidin seluruh dunia. Selama ini tertutup karena rezim Assad main aman dengan IsraeI.
Karena Yordania telah dikuasai pemerintahan Palestina, mereka bisa memiliterisasi Tepi Barat dengan mudah. Jika Israel berani menyerang Yordania, tinggal dibuka saja pendaftaran sukarelawan mujahidin dari seluruh dunia.
Tanpa bantuan maksimal AS (yang dilanda Civil War), pertahanan IsraeI bisa ditembus dalam hitungan hari.
Penting untuk menjaga "kenetralan" negara-negara seperti Arab Saudi, Turki dan Mesir agar mencegah IsraeI meminta AS menggunakan nuklir.
Jika pertahanannya sudah tembus, militer dan pemerintahan IsraeI akan hancur, mereka bakal kabur beramai-ramai.
Penting juga bagi kekuatan umat Muslim yang membebaskan Palestina untuk menjamin keamanan orang-orang Yahudi yang mau hidup damai di Palestina. Kalau perlu berikan mereka wilayah otonomi. Keberadaan mereka penting untuk menjadi tameng dari kemungkinan serangan balik Zionis yang membonceng AS dan Eropa.
Dengan begitu bisa didirikan negara Palestina secara de facto yang damai (karena Barat pasti tidak akan mengakuinya).
(*)