Indonesia atau Saudi Arabia? yang lebih banyak kemungkarannya?

Indonesia atau Saudi Arabia?

Oleh: Ustadz Muhammad Abduh Negara

Negara mana yang lebih banyak kemungkarannya, Indonesia atau Saudi Arabia? Saya dengan cukup percaya diri mengatakan, tentu Indonesia. Kemungkaran di Indonesia jauh lebih banyak dari di Saudi.

Di Saudi ada patung Raja Salman dan MBS, di Indonesia ada patung Sukarno, bahkan ada patung Yesus, Budha, dan lain-lain. 

Perempuan di Saudi sudah banyak yang buka aurat, di Indonesia sudah lama terjadi, yang mengumbar aurat bisa ditemui di banyak tempat di negeri ini. 

Di Saudi ada konser yang menampilkan penampil perempuan yang setengah telanjang sambil joget-joget, di Indonesia banyak sekali biduan dangdut yang seperti itu, dari kelas nasional sampai kelas kampung.

Tapi mengapa kita membicarakan Saudi?

1. Perlu dipahami, ketika kita mengkritik kemungkaran yang terjadi di Saudi, bukan berarti kita diam terhadap kemungkaran di negeri ini. Nahi munkar tetap dan terus dilakukan, namun karena "sudah terbiasa" (baik kemaksiatan maupun aksi nahi munkarnya), netizen mungkin banyak yang akhirnya kurang peduli dan kurang memperhatikan.

2. Saudi mendapat perhatian muslim dunia karena: (a) Di dalamnya ada 2 Tanah Haram yang dimuliakan oleh umat Islam, (b) Negara Saudi merupakan negara yang secara resmi berasaskan Islam, Undang-Undang tertingginya adalah al-Qur'an dan as-Sunnah. Karena dua hal ini, orang sangat menyayangkan ketika Saudi berubah ke arah yang tidak baik.

3. Setiap negara punya latar belakang yang berbeda. Ambil contoh, Republik Turki (bukan Turki Ottoman) adalah negara yang dibentuk dengan asas sekuler ekstrem, yang kemudian sedikit berkurang kesekulerannya karena perjuangan kalangan Islamis di sana. Namun tentu, masih jauh dari gambaran ideal Islam. Indonesia adalah negara perjuangan dan dakwah, yang bahkan sejak awal, para founding fathersnya sudah berdebat soal dasar negara ini. Saudi Arabia, adalah negara Islam, yang sejak awal menggunakan asas Islam. Tentu penyikapan terhadap tiga negara ini, maupun negara-negara lainnya, tidak bisa disamakan.

4. Mari kita buat ilustrasi, seorang guru dengan beberapa muridnya. Ada murid yang sejak masuk sekolah memang nakal, sudah acapkali ditegur, tapi belum banyak berubah. Karena sudah seringkali melakukan kenakalan, meski tetap diingatkan, sang guru sudah 'kebal' dengan kenakalan tersebut.

Ada murid lain, yang pintar dan cenderung patuh pada peraturan. Sang guru meletakkan harapan tinggi kepada si murid ini. Dia acapkali dipuji oleh sang guru, dalam berbagai kesempatan. Namun akhir-akhir ini, si murid mulai berlaku aneh, mulai melakukan kenakalan. Itu membuat sang guru begitu syok dan sedih. Bukan karena kenakalannya lebih parah dari murid yang lain, bukan. Tapi karena, sang guru sudah menaruh harapan tinggi kepada murid ini.

Murid pertama itu, Indonesia. Murid yang pintar dan cenderung patuh itu, Saudi Arabia. Sang guru adalah umat Islam, kita semua.

Jadi, jangan merasa aneh, apalagi marah, jika umat Islam dari berbagai negara, termasuk umat Islam Indonesia, menampakkan kesedihannya atas yang terjadi di Saudi, dan kegeramannya kepada pihak-pihak yang memfasilitasi kemungkaran tersebut. Jangan marah kepada umat Islam. Ini menunjukkan umat ini masih hidup. Masih sensitif terhadap kemungkaran.

(fb)
Baca juga :