Bisnis WC sehari dapat 7 juta

Bisnis WC

Oleh: Ustadz Muh. Nursalim

Sehari dapat 7 juta. Begitu kata seorang penjaga WC berbayar pada sebuah resto bernama Rosin di kabupaten Subang, Jawab Barat. Rumah makan itu buka non stop. Jam berapapun melayani pelanggan. Maka tenaga kerjanya juga gentian. Sehari tiga shift. Setiap orang kerja 8 jam. Tidak terkecuali penjaga WC.

Khusus untuk WC diurusi 12 orang. Berarti setiap shift ada 4 tenaga. Satu orang menjaga kotak bayar, sisanya membersihkan dan merapikan yang kurang beres. Mungkin air yang mampet atau kendala lain. Sehingga setiap kamar mandi tetap terjaga kebersihan dan kenyamannya.

Sebulan 210 juta. Begitu kira-kira pendapatan dari bisnis kamar mandi tersebut. Sementara UMR di kabupaten Subang Rp. 3.100.000. Maka bila setiap tenaga kerja digaji UMR, untuk mereka cukup Rp.37.200.000. Ditambah biaya perawatan Rp. 12.800.000, maka pemilik masih kebagian Rp. 160 juta. Angka ini melebihi gaji bupati, gubernur bahkan presiden sekalipun. Itu baru dari pendapatan WC.

Guyonan orang di warung hik itu begini. Uang itu mencari temannya. Maka jika dompetmu isinya lembaran merah maka yang datang mengisi berikutnya juga lembaran merah. Sebaliknya jika isinya pecahan lima ribuan. Yang hadir juga sekitar pecahan segitu.

WC yang kami ceritakan di atas juga seperti itu. Pemiliknya adalah pengusaha bus Rosalia Indah. Dengan armada 400 buah maka bisnis transportasi dari hulu ke hilir mudah dikuasai. Untuk mengisi solar ia punya pom bensin, untuk kerusakan punya bengkel sendiri, untuk makan punya restonya, untuk rehat penumpang punya hotel bahkan untuk pipis penumpang punya MCK nya. Ada enam resto Rosin, yang pasti plus dengan WC nya se Indonesia. 

Orang-orang ambil makan cukup menunjukkan tiketnya. Harga tiket sudah termasuk makan. Karena itu semua armada Rosalia hamper pasti mengajak penumpangnya ke resto milik sendiri. Makan terasa gratis karena tidak lagi mengeluarkan uang. Tetapi untuk pipis harus bayar sendiri. Tidak mahal. Hanya dua ribu rupiah saja. Tapi dari recehan itu. Bila dikumpulkan semua resto yang dimiliki bisa tembus 1 Milyar lebih sebulan!!!

Bagi muslim urusan WC itu sangat penting. Karena terkait dengan Thaharah. Bersuci menjadi bab pertama sebelum Shalat. Maka keberadaan MCK yang baik itu perlu. Kriteria baik itu bukan dari wangi dan indahnya tetapi dari sisi pemenuhan fasilitas yang dapat dipakai thaharah. 

Ada perbedaan mencolok antara budaya WC di negara muslim dengan non muslim. Di Indonesia WC selalu disediakan air. Ada yang tradisional dengan gayung dan ember ada pula yang pakai selang dan semprotan. Tetapi untuk negara non muslim, misalnya Singapura, toilet umumnya tak ada air. Di situ hanya ada tissue. Orang-orang dipaksa memakai tissue untuk bersuci. Mereka hanya berfikir WC itu untuk buang hajat, bukan bersuci.

Worldview itu mempengaruhi  cara pandang, cara hidup, cara mencari rejeki bahkan juga cara membangun kamar mandi dan WC. Bagi muslim WC bukan hanya buat tempat buang hajat tetapi  juga tempat bersuci. Bagi pengusaha, WC adalah tempat mencari uang. Karena pengguna mayoritasnya adalah muslim, maka sudah selayaknya  WC juga mesti ramah muslim. Sehingga  selain lega untuk buang hajat juga nyaman untuk bersuci.(*)
Baca juga :