Catatan Arsyad Syahrial:
Terus terang salah satu yang mengganggu pikiran saya adalah pertanyaan apa yang akan dilakukan oleh Prabowo setelah dia menjabat nanti?
Tentu saja ada dua kemungkinan, yaitu pertama dia akan menjadi "penerus Jokowi", yang mana ini berkali-kali diutarakannya sendiri di berbagai waktu dan tempat.
Adapun kemungkinan kedua adalah Prabowo akan membersihkan rezimnya dari anasir-anasir Jokowi, yang mana ini secara implisit dinyatakan oleh adik kandung PS dan PS sendiri – lihat screenshots terlampir.
Kenapa implisit?
Karena mengutip tokoh-tokoh dalam sejarah.
Sekira 3 tahunan lalu PS mengutip tokoh Tokugawa Ieyasu dalam sebuah podcast. Tentu pertanyaannya adalah ada apa dengan Tokugawa Ieyasu?
Maka yang suka sejarah pastinya tahu bagaimana "sabarnya" Tokugawa Ieyasu itu dalam meraih kekuasaan.
Tokugawa Ieyasu (31 Januari 1543 – 1 Juni 1616) adalah seorang shogun di Jepang. Pendiri Keshogunan Tokugawa (Tokugawa Shogunate) yang memerintah Jepang sejak menaklukkan Ishida Mitsunari dalam Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600 hingga Restorasi Meiji pada tahun 1868.
Tokugawa Ieyasu itu unik banget, karena justru jadi anak buahnya lawan-lawannya, yaitu pertama anak buah Oda Nobunaga selama 20 tahun. Ketika Oda Nobunaga mati bunuh diri karena diserang mendadak dan kalah, maka Tokugawa Ieyasu sempat bersaing sekira 2 tahunan dengan Toyotomi Hideyoshi sebelum akhirnya ia jadi anak buahnya Toyotomi Hideyoshi selama 14 tahun.
Ketika Toyotomi Hideyoshi mati, maka ia menunjuk 5 regent sebagai "Go Tairo" (council of five elders) untuk menjalankan pemerintahan mendampingi anaknya yang masih kecil dan kemudian menyerahkan kekuasaan kepada anaknya itu yaitu Toyotomi Hidetsugu.
Sebenarnya Tokugawa Ieyasu itu sepertinya tidak mau "berontak" meraih kekuasaan, akan tetapi salah satu dari 5 regent, yaitu Ishida Mitsunari, terus memojokkan Tokugawa Ieyasu, sehingga akhirnya terjadilah perang dan puncaknya adalah pertempuran di Sekigehara.
Dan akhirnya… klan Tokugawa menjadi Shogun selama 270 tahun.
***
Adapun kisah tentang Deng Xiaoping itu sama, yaitu kesabaran Deng menjadi anak buah Mao Ze-Dong selama puluhan tahun.
Namun ketika sudah berkuasa, baik Tokugawa maupun Deng sama-sama "membersihkan" rezimnya dari anasir-anasir penguasa sebelumnya.
Cara Tokugawa tentunya dengan perang, sedangkan Deng membersihkan PKC (Partai Komunis China) dan Pemerintahan China dari anasir Jiang Qing & Gang of Four setelah Mao mati.
Ceritanya ketika 10 tahun sebelum Mao Ze-Dong mati, Mao itu melancarkan "Cultural Revolution", di mana banyak sekali pejabat apalagi rakyat yang disikat sama si Jiang Qing (jandanya Mao Ze-Dong) & Gank of Four, bahkan termasuk Deng Xiao-Ping sendiri. Catatan resmi Pemerintah RRC korban Cultural Revolution itu 750.000 orang yang dipersekusi, dan sekitar 40.000 yang tewas.
Namun Cultural Revolution-nya Mao itu tak sampai melakukan sapu bersih oknum-oknum pejabat tinggi / tokoh pentolan politik yang dianggap sebagai "kontra revolusi". Makanya Deng Xiao-Ping bisa kembali dan akhirnya membalikkan keadaan dan menghabisi Gang of Four.
Untung saja tidak dikutip tentang Joseph Stalin, sebab kalau iya… asli sereeem…!!!
Bagaimana tidak? Langsung terbayang "Bol'shoy Terror " (The Great Purge) lah…!!!
Anyway, saya nggak yakin si JKW maupun anak-anaknya paham tentang ini, mereka saja malas membaca. Apalagi baca sejarah?
Demikian sharing di pagi hari ini.
(*)