Catatan Naniek S Deyang:
Saya melihat peringatan hari TNI kemarin kok merinding bangett ya😢😢, seperti melihat mereka baru lepas dari "penjajahan".
Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang di saat merebut kemerdekaan Indonesia bernama TKR (Tentara Keamanan Rakyat) "dilemahkan" habis-habisan di era pemerintahan Gus Dur -Megawati.
Di era Orla sampai Orba, dulu Kepolisian bersatu dengan TNI dengan nama ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) dan dipimpin seorang Panglima. Dengan demikian, Kapolri sejajar dengan KSAD, KSAL dan KSAU.
Dulu sekolah perwira namanya AKABRI, sekarang setelah pecah TNI dengan Polisi nama sekolah perwiranya menjadi Akmil (TNI darat), AAL (TNI laut), AAU (TNI angkatan udara), dan Akpol (Akademi Kepolisian).
Di saat Gus Dur lengser, kemudian diteruskan oleh Megawati, lembaga Kepolisian benar-benar dimanja, anggaran yang diberikan jauh lebih besar dan Kepolisian bukan hanya mengurus keamanan masyarakat dan kriminalitas, tetapi sudah diberi peran ke semua lini termasuk ikut operasi di Papua.
Gaji, tunjangan, uang makan sampai alutsista Kepolisian jauh lebih besar dari TNI. Padahal TNI terdiri dari tiga Matra.
Merasa bisa "merajakan" polisi dengan memisahkan dari TNI, Ibu Megawati pun seringkali melontarkan ucapan-ucapan yang jumawa setiap ada petinggi atau anggota PDIP yang diperiksa polisi. Mega bahkan tak hanya mengingatkan bahwa dialah yang berjasa menjadikan lembaga Kepolisian terpisah dari TNI, tapi dia bahkan sempat mau "melabrak" sendiri Kapolri Jendral Listyo Sigit bila Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto terus dipanggil polisi.
Kembali ke posisi TNI, sebetulnya masyarakat berharap di pemerintahan Pak SBY, TNI yang menjadi "anak tiri" untuk bisa dijadikan lagi anak kandung, mengingat Pak SBY merupakan anggota TNI, namun entah kenapa Pak SBY tidak berbuat apa-apa.
Di era Pak Jokowi, kondisi moral prajurit TNI hampir di titik nadir, Kepolisian yang dianggap berjasa ikut memenangkan Pak Jokowi dua kali anggarannya terus diperbesar, dan memiliki alutsista yang makin canggih. Sebaliknya prajurit TNI yang usia pensiunnya lebih muda dibanding polisi, makin tidak "dianggap" eksistensinya.
Saat Pak Prabowo bergabung dengan pemerintahan Pak Jokowi, ada setitik harapan dari para prajurit TNI. Secara perlahan Pak Prabowo sebagai Menhan mulai belanja Alutsista untuk mengganti alutsista TNI yang sudah pada usang dan tidak layak. Pak Prabowo juga mulai mengusulkan perbaikan untuk uang lauk pauk. Moral TNI pun pelan -pelan mulai bangkit lagi.
Nah, semoga di era pemerintahan Pak Prabowo, TNI diperlakukan adil, sehingga memiliki anggaran yang setara dengan Kepolisian. Demikian juga tentara yang senantiasa bertaruh dengan nyawa menjaga NKRI diberikan gaji, tunjangan, uang lauk pauk, masa usia pensiun yang sama dengan polisi.
(fb)