Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, tertangkap basah sedang menaiki pesawat Scoot Airlines (maskapai penerbangan bertarif rendah jarak jauh yang berbasis di Singapura.), saat sedang melakukan kunjungan ke LN.
Dia santai saja, tanpa perlu pengawalan besar-besaran (yg tentu ngabisin duit), tanpa perlu ajudan, staf belasan.
Dia naik pesawat komersil terjadwal, cukup ditemani sedikit anak buah. Lantas tersenyum dadah-dadah ke penumpang lain di pesawat tsb. Satu-satunya privelege yg dia dapat: dia duduk di depan. Tapi jangankan dia, kalian saja bisa dapat kursi depan sih, asal member platinum atau bayar kursinya atau pas check in kosong, dan kebagian.
Di Indonesia dulu juga ada sih pejabat begini. Tapi bedanya, di negara orang, hal-hal begini jadi habit, kebiasaan. Biasa saja gitu loh.
Di negara kita, hanya tahan beberapa bulan saja, untuk kemudian beberapa tahun kemudian telah berubah, sibuk naik pesawat negara dengan ajudan, staf, sekali jalan milyaran rupiah, bolak balik kemana-mana, setahun entah berapa ratus milyar dana jalan-jalannya. Sementara anak-mantunya, lebih-lebih nggak tahan lagi dong, naik pesawat jet pribadi, nebeng katanya.
Tapi bisa dimaklumi, Singapura itu negara berkembang, pendapatan perkapitanya hanya 5000 dollar saja per tahun. Sementara Indonesia, pendapatan penduduknya 20x Singapura, alias 1 milyar rupiah lebih pertahun. Jadi wajar jika Singapura pejabat2nya sederhana, miskin sih soalnya. Jangan bandingkan dgn Indonesia. Yang kaya raya. Banget. Halunya.
(By Tere Liye)
👇👇
The PM of Singapore travels on official duty aboard a low-cost airline—on a normal scheduled flight, no frills, no national or private jet, and without a large entourage at the taxpayers’ expense. This is how respect is earned. 🫡 pic.twitter.com/JHTdQnJcXi
— Harsh Goenka (@hvgoenka) October 14, 2024