NGERIIII.... Gibran ke setelan awal

[PORTAL-ISLAM.ID] Semenjak munculnya kasus FUFUFAFA, Gibran sekarang tidak berani lagi main (aktif) di twitter, sekarang dia hanya berani unjuk gigi di IG yang masih banyak pendukungnya (buzzernya) yang siap membelanya dan membalas bullyan netizen.

Baru-baru ini kelakuan "nabok nyilih tangan" yang dulu dia pakai di twitter, sekarang dia pakai di IG.

Komen netizen yang membullynya dia sengaja pinned, dia kasih komen sok bijak "ya pak", lalu pendukungnya (buzzernya) yang akan menghajarnya baik di dunia maya maupun dunia nyata.

Pola ini yang dulu juga dipakai Ridwan Kamil di IG dan sudah memakan "korban" guru SMP yang dipecat.

Di IG dan juga TikTok memang masih dominan orang2 goblok yang menjadi backup penguasa, beda dengan di twitter. Makanya sekarang gibran tidak berani aktif di twitter. Kalo berani nongol di twitter bakal langsung dihajar ramai-ramai netizen dengan kasus fufufafa.

***

INTIMIDASI via pin komentar, Abuse of Power era baru (Media Sosial)

Masih ingat guru SMP yang DIPECAT hanya gara2 Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil TERSUNGGING dengan kritik dan komentar warganya?

Ya, Gibran melakukan hal yang sama hari ini. Gibran terpantau mempin komentar salah satu netizen di kolom komentar instagramnya pada konten blusukan di terowongan MRT di Jakarta

Tujuannya jelas. Agar para BUZZER Gibran dan penjilat2nya mempersekusi pengguna yang dipinned tersebut sekaligus mendapatkan simpati bahwa seolah2 Gibran adalah korban "penghinaan"

Lalu orang tersebut akan dikucilkan di "real life"nya, lalu mentalnya jatuh. Kalo dia kerja disebuah perusahaan, maka biasanya akan dipecat dengan alibi perusahaan tdk mau terkena imbas. Syukur2 dia tdk bunuh diri

Cara seperti ini adalah DIKTATOR versi modern. Hanya dengan modal "pinned" atau balas komentar singkat, maka dia akan dihajar oleh ribuan penjilat2nya secara bertubi2. Bahkan pelakunya bisa diteror, bahkan data pribadinya disebarluaskan

Ridwan Kamil dan Gibran sudah melakukannya. Mereka terpantau melakukannya bukan hanya sekali, tapi sudah beberapa kali

Selain mendapatkan simpati, ada kepuasan batin kpd pemimpin model seperti ini. Naluri manusia selalu ingin dilihat memiliki power, tapi era sekarang tak mungkin melakukan kekerasan secara langsung

Maka, orang ketika dilibatkan untuk menunjukkan betapa mengerikannya telunjuk seorang penyelenggara negara

Kalian hanya boleh memuji, tapi jangan mengkritik, apalagi sampai nada yang keras

Jangan coba2 sama orang yang gampang BAPER macam Ridwan Kamil dan Gibran, lo bisa dipecat atau rumah lo bisa dipersekusi

"Heil...Gibran, ja...ja...ja...!"

(Jhon Sitorus)
Baca juga :