Kisah Mayang Prasetyo: Transgender Indonesia Dibunuh, Dimutilasi, lalu Direbus Suami Bulenya di Australia

[PORTAL-ISLAM.ID] BALASAN PELAKU LGBT DI DUNIA AJA UDAH BEGINI... BELUM DI AKHIRAT.... !!!

👇👇

Kisah Tragis Mayang Prasetyo: Transgender Indonesia Dibunuh, Dimutilasi, lalu Direbus Suami Bulenya di Australia

Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah (27), seorang transgender asal Indonesia, menemui ajalnya dengan cara tragis di Brisbane, Australia, pada 4 Oktober 2014.

Bagaimana tidak, nyawa Mayang melayang di tangan suaminya sendiri, Marcus Volke (28). Perlu diketahui, Volke berprofesi sebagai chef.

Tak cukup hanya membunuh Mayang, sang suami pun memutilasi tubuh transgender itu, lalu merebusnya di panci. 

Pernikahan Transaksional Berujung Maut

Jika kamu mengira pernikahan Mayang dan Volke terjadi hanya berlandaskan cinta, itu kurang tepat. Pengadilan Brisbane Couriers menyatakan, pernikahan ini terjadi karena asas “transaksi bisnis”.

Apa maksudnya? Ternyata, Mayang membantu Volke untuk melunasi utangnya. Perlu diketahui, Mayang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK). 

Sementara itu, Volke membantu Mayang mendapatkan visa Australia dengan menikahinya. Akan tetapi, Volke juga bekerja sebagai gigolo untuk melunasi utang-utangnya.

Nah, keluarga Volke tidak mengetahui dirinya memiliki utang dan bekerja sebagai gigolo, selain menjalani profesi chef.

Namun, pernikahan transaksional yang berlangsung pada Agustus 2013 itu, tidak berjalan mulus.  Banyak gejolak terjadi dalam rumah tangga mereka. Puncaknya, Mayang mengancam akan mengungkap rahasia Volke yang bekerja sebagai gigolo. 

Ancaman Mayang membuat perselisihan dengan Volke makin parah. Tetangga apartemen mereka mengaku mendengar suara keributan pada 2 dan 3 Oktober 2014. Pada 4 Oktober 2014, pembunuhan kejam pun dilakukan Volke terhadap Mayang.

Terungkap karena Tukang Listrik

Setelah membunuh Mayang, Volke memutilasi lalu merebus kaki kiri sang istri di panci. Sayangnya, kompor listrik yang digunakannya rusak saat rebusan kaki kiri sang istri mendidih, sehingga membuat listrik padam.

Alhasil, Volke memanggil tukang listrik untuk memperbaiki kompornya. Saat tukang listrik datang, bau tidak sedap menyebar di apartemen Volke.

Bau tidak sedap itu menimbulkan kecurigaan dari tukang listrik. Kecurigaan tukang listrik bertambah setelah melihat sarung tangan karet dan pemutih yang baru saja dibeli Volke, serta noda darah di lantai.

Setelah itu, tukang listrik itu melaporkan temuannya ke manajer gedung. Selanjutnya, manajer gedung pun melapor ke polisi.

Marcus Volke Bunuh Diri

Polisi datang ke apartemen Volke untuk menindaklanjuti laporan manajer gedung. Saat polisi hendak masuk ke dalam apartemen, Volke meminta izin untuk mengikat anjing-anjingnya.

Alih-alih mengikat anjingnya, Volke justru mengunci pintu apartemen lalu melarikan diri melalui pintu keluar alternatif.

Namun, pelarian Volke berakhir dengan bunuh diri. Jenazah Volke ditemukan di tempat sampah industri. Volke diketahui meninggal karena luka di leher dan pergelangan tangan. 

Polisi pun kembali ke apartemen Volke. Mereka menemukan kaki kiri Mayang di dalam panci. 

Selain itu, ada genangan darah di lantai dekat lemari es. Lalu, bagian tubuh Mayang lainnya ditemukan di dalam kantong sampah di mesin cuci.

Terkait kematian Volke, pengadilan menyatakan polisi tidak melakukan pelanggaran apa pun. Polisi dianggap telah melakukan segala sesuatunya sesuai prosedur.

(Sumber: X)
Baca juga :