Guru Gemblung akui kalah debat dengan Ustadz Nuruddin

[PORTAL-ISLAM.ID]  Guru Gemblung akui kalah debat dengan Ustadz Nuruddin. Tapi sikap dia tidak berubah. Pendirian dan keyakinan dia tidak berubah. Semoga followersnya tersadar walaupun si Gemblung tetap dalam pendiriannya.

Tanggapan Ustadz Nuruddin di akun fbnya:

Hal terpenting dalam perdebatan ilmiah itu bukan soal menang dan kalah. Tapi membedakan yang benar dari yang salah. Yang benar harus dikatakan benar. Dan yang salah perlu dikatakan salah. Tolok ukurnya adalah argumentasi. Setelah pembuktian dilakukan, maka publik punya kebebasan untuk memberikan penilaian. Terserah Anda mau pilih yang mana. Saya juga tidak memaksa.

Saya senang dengan hasil diskusi ini bukan karena guru gembul mengakui kekalahan. Tapi karena banyaknya orang-orang yang mulai tersadar. Selama ini ada banyak orang di luar sana yang berislam karena ikut-ikutan. Tidak terbetik di kepala mereka bahwa dasar-dasar ajaran Islam itu semuanya memiliki landasan keilmuan yang sahih. Dan landasan itu bisa dibuktikan secara rasional.

Inilah gunanya media sosial di zaman sekarang. Saya akan tetap konsisten dalam menulis dan berbagi di dunia maya semampu saya. Baik itu melalui tulisan maupun video-video singkat, seperti yang sering saya bagikan melalui instagram. Mungkin juga YouTube untuk beberapa waktu ke depan. Saya tidak menyangka hasil diskusinya bisa seheboh ini.

Saudara, kalau Anda merasa telah mendapatkan manfaat dari apa yang saya simak, ketahuilah bahwa para ulama yang pandangannya saya pelajari itu punya kedalaman ilmu yang jauuuuuhhh sekali di atas kita. Cuma kitanya aja yang kadang nggak sadar. Karena mungkin nggak membaca karya2 mereka.

Pernah suatu waktu saya sampai mau menitikkan air mata ketika membaca buku dari salah seorang ulama Muslim. Karena uraian penulisnya sangat dalam sekali. Saya kagum dengan kejeniusannya. Benar-benar membuat saya terharu. Bacanya aja sampai mau nangis. "Ini orang kok bisa sejenius ini", pikir saya. Dan itulah ulama kita.

Karena itu, kadang saya suka merasa sedih bercampur kesal ketika ada orang yang bersikap sebaliknya. Meremehkan karya mereka, menyalahkan secara serampangan, datang dengan pikiran-pikiran aneh, dengan alasan ulama itu bisa salah, mereka itu manusia dan lain-lain. Ya emang bener mereka manusia. Tapi masa iya 'batu di sungai' mau kamu samakan dengan 'berlian'? Sama-sama batu. Tapi kan kualitasnya beda!

Dibandingkan dengan mereka, jelas saya kagak ada apa-apanya. Ini saya sampaikan bukan dalam konteks menunjukkan sikap rendah hati. Tapi memang itulah faktanya. Supaya Anda tahu kadar kedalaman ilmu para ulama kita. Karena itu, jangan gampang menyalahkan pendapat mereka. Pelajarilah setiap ilmu dari ahlinya. Dan hati-hatilah dalam memilih guru. Karena kita hidup di zaman yang penuh dengan tipu.

(fb)


Baca juga :