Dua Wajah Pemerintahan Prabowo

Catatan Yanuar Rizky (Pengamat Ekonomi):

Menarik, sinyal dua Wajah Pemerintahan Presiden Prabowo...

Salah satu kejutan di Kabinet Prabowo adalah Menkeu kembali dijabat Sri Mulyani (SMI). 

Kenapa kejutan? Bukan rahasia, dalam banyak kesempatan saat sebelum jadi Presiden, Prabowo banyak menyoroti/mengkritik SMI, dari sisi mazhab, yang disebutnya neo liberal.

Sinyal itu makin kuat, saat awal pembahasan kabinet, Menkeu akan dijabat figur baru...

Saya tidak terkejut soal SMI kembali jadi Menkeu, alasan Rasional saya bahwa "stabilitas makro ekonomi Indonesia" ditentukan oleh gejolak berlebihan dari nilai tukar Rupiah atas US Dolar. 

Dan itu, dipengaruhi oleh harga pasar Surat Utang Negara (SUN) di pasar, yang akan mempengafuhi Yield dan impair (mencatatkan rugi nilai aset) SUN di neraca Perbankan, Dana Jaminan Sosial, Reksa Dana, Dana Pensiun dan Lembaga keuangan publik lainnya.

Soal ini jauh sebelum proses pencapresan, Juni 2023 saya telah menguraikan pandangan saya soal ini di CNBC Indonesia, dokumentasinya bisa diklik:

Potongan poin saya soal BRICS vs IMF saya sertakan di posting ini...

Jadi, menurut pandangan saya, Presiden Prabowo menyadari resiko "stabilitas makro ekonomi" yang sudah dalam di uang beredar model monetaris, surat utang negara yang diperdagangkan di Bursa, membutuhkan kekuatan "market friendly" yang ada di figur SMI. Terlebih, sinyal IMF di September 2024 sebulan sebelum kabinet Prabowo diumumkan, menetapkan SMI sebagai penasehat review Bretonwood Agreement.

Sisi lain, Presiden Prabowo menunjukan sinyal merapat melalui diplomasi Politik ke BRICS melalui Menlu Sugiono yang merupakan kader kepercayaannya.

Statement Menlu Sugiono pun soal keinginan Indonesia gabung BRICS lebih ditekankan ke mazhab politik bebas aktif, bukan mazhab ekonomi.

Ya, dari sisi geo politik, saya memang menilai Prabowo adalah pembaca yang baik. Termasuk, permainan dua wajah di IMF dan BRICs ini.

Tapi, geo politik tak hanya makro, ada soal mikro yang datangnya dari rapuhnya kelas menengah dan sektor ekonomi domestik.

Soal sektoral ini, tim ekonominya banyak catatan kasus dan begitu gemuknya kabinet yang dibentuk. Jadi, kalo makro nya ada yang bisa kita ukur, tapi mikronya masih tanda tanya.

(*)

Baca juga :