Dahulu Saudi Arabia adalah salah satu kekuatan garda terdepan dalam perang Arab melawan Israel.
Raja Faisal dan kerajaan banyak menganugerahkan penghargaan kepada para ulama yang sekarang justru namanya masuk daftar list hitam (black list). Kerajaan saat itu menjalin hubungan yang kuat dengan ulama, yang mereka sebut sebagai wahabi dan juga dari kalangan Ikhwanul Muslimin.
Tidak ada ruang dan peluang bagi para dai-dai liberal semisal Muhammad Al-Isa (foto atas) yang saat ini malah mendapat tempat dan kedudukan di Saudi, namanya pun tentu saja selamat dari daftar hitam keluaran Universitas Islam Madinah, apalagi para dai yang memusuhi dakwah Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab semisal Hatim Al-Auni, namanya selamat dari list hitam keluaran terbaru universitas tersebut.
Jangan terlalu polos menyikapi kebijakan politik negara lain, nanti ulama panutanmu juga kena juga, maka baru deh kamu sadar dan ngeh, bahwa MBS selama ini hanya mementingkan visi politiknya saja, tidak ada hubungannya dengan 'manhaj'.
Mau Neymar pasang kalung salib di Saudi, CR7 kumpul kebo di Saudi aman, yang penting tidak ganggu stabilitas politik MBS.
Kalau kamu menyangka Daftar Hitam (black list 100 ulama oleh Univ Islam Madinah) ini tidak ada sangkut pautnya dengan MBS. Duh naif sekali. Beberapa tahun lalu Rektor Univ Islam Madinah itu diangkat oleh kerajaan, ia adalah lulusan Amerika, cukur jenggot habis-habisan dan tentu saja isbal.
(Ibnu Yasin)